Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Lembaran Yang Hilang [Rega Universe]

Selain Amanda Rein !! Siapa karakter yang kalian ingin ada di kamar tidur kalian malam ini?

  • CatWoman

  • Angel

  • Luna

  • Winry

  • Mira

  • Jessica

  • Billa

  • Melly

  • Bu Fiona

  • Kak Fanny

  • Mbak Tina

  • Oliv

  • New : Mommy

  • Kirana


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
ini HANYA SEBAGIAN dari Chapter 11.
Cerita selengkapnya belum selesai, tapi sepertinya kalian sudah haus akan update :nohope:

sooo, ane rilis sebagian dulu ya !!!, sisanya kasih ane waktu 2-3 hari untuk menyelesaikan.
semoga sebagian cerita berikut bisa melepaskan dahaga kalian akan update,, hehe:beer:










Sebelumnya di Prolog….



“aku akan selalu mencitaimu Bee. Aku tidak peduli lagi dengan wanita lain atau wanita dari masa laluku”
ucapku kepada Meta. Kali ini dia turun dari tempat tidur dan berdiri dibelakangku.

”Aku percaya kamu mencintaiku, aku tidak lagi meragukan cintamu sejak kamu melingkarkan cincin ini dijariku, kuatkan kepercayaanku dengan menceritakan sepenuhnya masa lalumu yang belum kamu ungkap kepadaku. Please!” Pintanya.

Sepertinya aku tidak bisa menghindar lagi. Baiklah ! Demi masa depanku dengan Meta, akan kuungkap masa laluku. Sebagian dari Lembaran hidupku yang sengaja ingin kuhilangkan dari ingatanku. Sebuah cerita dengan akhir yang tak seperti yang kuinginkan.

“Winry !! dia tidak akan pernah kembali” Ucapku sambil membuka jendela kamar apartemennya Meta. Seketika angin malam menabrakku dan memaksa masuk kedalam apartemen.

Kemudian aku berjalan menuju ujung balkon kamar apartemen sambil melihat ke langit ibu kota yang malam ini sangat cerah. Terdengar riuh suara kota di malam hari. Meta mengikutiku dari belakang. sambil berjalan, Aku mencari sesuatu diatas sana. Dan akhirnya bisa kutemukan apa yang aku cari. Sebuah bintang yang paling terang sinarnya diantara bintang-bintang yang lain. Kemudian aku tersenyum melihat bintang itu.

“Karena sekarang dia sudah berada di tempat yang lebih baik” Ucapku kepada Meta.

.

.

.

.

.



----POV WINRY----






Pada malam-malam tertentu, gadis itu mendatangi bangunan paling tinggi di kotanya. Bangunan mencolok yang bentuknya seperti sebuah menara. Di tepi atap gedung itu sang gadis duduk menjulurkan sebagian kakinya ke bawah. Terlihat seperti sedang menggoda maut. Disana ia merenungi kisah cintanya yang telah mati. Kisah cinta manis bersama kekasihnya yang kini telah pergi. Meninggalkan sang gadis untuk selamanya.

Sang gadis pernah menaruh pengharapan besar dan percaya bahwa kekasihnya itu yang akan membebaskannya dari kutukan yang mengerikan. Namun sang gadis terbuai dengan harapannya sendiri. Ia tidak menyadari bahwa kekasihnya itu adalah bagian dari kutukan yang ia derita, dimana ia akan selalu ditinggalkan orang-orang yang ia cintai.

Bersama dengan perih yang membelit dadanya, gadis itu menangis. Tangisannya terdengar begitu memilukan. Ia Tidak kuat menahan rasa sakit di dalam hatinya. Hatinya bagaiakan kaca yang hancur berkeping-keping setelah dijatuhkan dari atap gedung yang tinggi. Pemandangan kota dengan lampu-lampunya yang menyala indah belum cukup membuat ia melupakan kesedihannya. Malam itu sang gadis menyadari bahwa cinta datang begitu cepat namun butuh waktu yang cukup lama untuk membuat perasaan itu pergi dari hatinya.

Hari demi hari berlalu, sang gadis masih setia mengunjungi bangunan yang nampak menjulang tinggi dari kejauhan. Pemandangan kerlap-kerlip lampu-lampu bangunan yang menerangi kota tak terasa asing lagi bagi sang gadis. Pemandangan yang selalu mengingatkannya akan hari-hari yang indah bersama sang kekasih yang telah pergi meninggalkannya.

Hingga akhirnya pada suatu malam, ketika si gadis baru saja duduk di tepian atap bangunan. Untuk pertama kalinya ia tidak memandang ke arah kota. Ia melihat ke angkasa. Hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Wajah sang gadis seketika merona tatkala melihat jutaan cahaya bintang-bintang yang menghiasi langit malam itu. Sungguh pemandangan yang menyejukkan dan menentramkan jiwa sang gadis. Ia terpesona memandang bintang-bintang yang bertebaran di langit. Ada yang terlihat besar, ada pula yang terlihat kecil berkedip-kedip dari kejauhan. Dari sekian banyak, ada satu bintang yang paling menarik perhatian sang gadis. Bintang yang paling bercahaya terang dibandingkan bintang-bintang yang lain. Sang gadis menyukai bintang itu.

Malam-malam berikutnya Sang Gadis tidak pernah sekalipun melewatkan momentum bertemu dengan bintang yang paling dia sukai. Sebab hanya pada saat itulah ia bisa melupakan sejenak kesedihannya. Memandang bintang itu berjam-jam di langit malam yang tak bertepi mampu menyembunyikan kesakitan dalam hatinya. Sambil menatap bintang yang paling terang itu ia bertanya dalam hati, apakah bintang itu juga sedang menatapnya?.

Ketika sedang terlena dengan apa yang dia lihat, betapa terkejutnya sang gadis melihat bintang itu bergerak. Bintang paling terang itu jatuh dengan ekor cahaya yang panjang meninggalkan jejak sinarnya di langit. Sang gadis berdiri di tepi atap bangunan. Ia merasa takjub menyaksikan fenomena alam yang belum pernah ia saksikan seumur hidupnya.

Bintang itu jatuh melesat dengan cepat menuju ke arah sang gadis. Dan ketika bintang itu menghantam bumi, terjadi ledakan cahaya yang begitu menyilaukan mata. Bintang itu mendarat di jalanan dekat bangunan dimana sang gadis berada. Sang gadis segera berlari menuruni anak tangga menuju lantai dasar bangunan.

Dengan nafas yang masih terengah-engah Sang Gadis berjalan mendekati tempat dimana Bintang itu jatuh. Di tengah jalanan malam yang sepi ia melihat sebuah kawah yang terbentuk akibat pendaratan Bintang di permukaan Bumi. Gumpalan-gumpalan asap mengepul dari kawah yang luasnya hampir menutupi sebagian aspal jalan.

Sang Gadis menghentikan langkahnya ketika melihat seorang pria berada tepat di tengah-tengah kawah itu. Seluruh tubuhnya memancarkan cahaya yang begitu terang. Sang Gadis meyakini jika pria itu adalah Bintang yang jatuh dari langit. Ia pun bertanya-tanya dalam hatinya. Apakah semua bintang-bintang di langit seperti manusia? Atau apakah sebenarnya manusia adalah bintang-bintang yang jatuh dari langit?.

Sang bintang terlihat kebingungan dengan keberadaannya. Berkali-kali ia memandang ke langit dan sekelilingnya lalu berjalan meninggalkan kawah tempatnya mendarat. Sang Gadis mengikuti sang Bintang secara sembunyi-sembunyi dari kejauhan.

Setiap hari Sang Bintang selalu terlihat berkilau dan bercahaya meskipun di waktu siang. Ia terlihat paling terang di antara keramaian. Kemilaunya begitu indah dan menggoda setiap mata yang memandangnya. Senyum dan tingkah lakunya seperti membawa cahaya harapan pada setiap jiwa-jiwa yang kesepian. Dimanapun ia berada, ia selalu di kelilingi wanita-wanita cantik. Sang Bintang dan kemilaunya begitu dicintai banyak orang. Sebagaimana ia dicintai Matahari dan Bulan, bahkan juga dikagumi secara diam-diam oleh Sang Gadis yang selalu melihatnya dari kejauhan.

Hari-hari berikutnya sang Gadis tetap mengikuti kemanapun sang Bintang melangkah. Seolah kini sang Bintang adalah pusat dari semestanya. Meskipun secara sembunyi-sembunyi namun hal itu sudah cukup membuatnya bahagia. Semakin hari ia merasa bahwa sang Bintang adalah jelmaan dari kekasihnya yang telah pergi meninggalkannya. Ia melihat banyak kesamaan antara Sang Bintang dengan kekasih yang sangat dirinduinya.

Namun Sang Gadis tidak mempunyai keberanian untuk bertemu dengan Bintangnya. Ia merasa malu untuk sekedar menyapa Sang Bintang. Ia hanyalah gadis biasa yang tiap malam hobinya duduk di tepian atap bangunan. Gadis biasa yang tidak memiliki kelebihan dalam penampilan. Berpakaian apa adanya dan tidak pandai dalam bersolek. Fisiknya tidaklah lebih menarik jika dibandingkan dengan wanita-wanita sempurna yang selalu dekat dengan sang Bintang. Ia merasa tidak pantas berdiri terlalu dekat dengan sang Bintang. Bahkan ia akan semakin merasa malu jika Sang Bintang melihatnya. Ia pun hanya mampu memendam perasaannya di dalam kesunyian. Ia hanyalah sebuah hati yang mengagumi Sang Bintang dari kejauhan.

Pada suatu pagi saat Sang Gadis baru saja terbangun. Ia tidak mendapati Sang Bintang berada di tempat dimana ia seharusnya berada. Sang Gadis pun panik. Ia mencari Sang Bintang di seluruh tempat. Memeriksa semua bangunan yang ia temui. Ia bahkan mendatangi tempat dimana Sang Bintang biasa menghabiskan malam dengan wanita cantik. Meskipun ia sudah mencari di segala penjuru tempat, namun Sang Bintang belum juga terlihat. Sang Bintang menghilang seperti tanpa jejak.

Sang Gadis berdiam diri di tengah jalan dimana orang-orang berlalu lalang di sekitarnya. ia merasakan kehampaan. Ia mulai merenung, apakah kutukan itu terjadi lagi?. Sekali lagi, ia ditinggalkan oleh orang yang ia cintai. Ia menutup matanya dengan setengah lengannya, kemudian menangis dalam diam.

Tiba-tiba seseorang menepuk pelan pundak Sang Gadis dari belakang. Dengan air mata yang masih mengalir dari kedua matanya, ia menoleh kebelakang dan mendapati Sang Bintang yang daritadi ia tangisi berdiri di belakangnya. Sang Bintang tersenyum. Senyumnya bagaikan bunga yang merekah di musim semi. Sang Gadis hanya bisa terdiam, lidahnya membeku. Sang Bintang masih menatapnya, memancarkan cahaya hangat yang merasuk hingga didalam hati sang Gadis yang sudah terlalu lama kedinginan. Membuat hati sang Gadis kembali berwarna dan bercahaya. Kemudian Sang Bintang mengusap rambut sang Gadis penuh dengan kasih sayang lalu berkata.


LINE!.

LINE!.

LINE!.

LINE!.




Suara pesan masuk di ponselku membuatku berhenti mengetik dan memandang ponselku yang tergeletak di atas tempat tidur. Pasti dia!!. Lalu kutatap kembali layar laptopku. Aku menimbang apakah melanjutkan mengetik cerita pendek atau sudah cukup untuk sore ini. Tiba-tiba aku teringat dengan jadwal mengerjakan tugas kelompok bersama yang lain jam enam sore nanti.

Aku memutuskan untuk melanjutkan ceritaku nanti malam setelah pulang dari mengerjakan tugas kelompok. Kuregangkan tanganku yang pegal lalu meng-save file cerita dan menutup laptop. Aku berpindah dari tempat dudukku, naik ke atas tempat tidur, meraih ponselku dan merebahkan tubuhku di sana. Lalu membaca pesan yang baru saja masuk di ponselku.




-
Morning
-
Ah Sorry. My Bad
-
Kadang kesibukan di kampus membuatku gila
-

I wish I could teleport beside u

[




Sudah menjadi kebiasaan, dia akan mengirimkan pesan di batas antara siang dan petang. Saat ini pukul setengah lima sore. Dia pasti baru saja bangun. Segera kubalas pesannya. Dan dengan cepat dia langsung membalas pesan balasanku.




-
Morning
-
Ah Sorry. My Bad
-
Kadang kesibukan di kampus membuatku gila
-

I wish I could teleport beside u





-

Mau nunjukin muka bantalmu yg penuh dgn iler?

-



Hahaha
-
Ingin wajahmu yang pertama kali
Kulihat saat bangun tidur.
-
Kadang aku jealous dengan semua orang yang
Bisa melihatmu setiap hari,

-




Aku tersenyum sekaligus heran membaca basalan pesan darinya. Saat aku akan membalas pesannya, dia meneleponku melalui panggilan video. Sambil tetap rebahan di tempat tidur, tanpa ragu langsung kujawab panggilannya. Sedetik kemudian sosoknya muncul di layar ponselku, lengkap dengan senyum hangat menghiasi wajahnya yang masih terlihat mengantuk.

.

.

Sepuluh menit berlalu, panggilan video kami berakhir. Lalu aku menyiapkan buku-buku dan hand out untuk mengerjakan tugas kelompok nanti. Aku dan lima mahasiswi lain janjian bertemu di sebuah restoran cepat saji dekat dengan kampus. Mira tidak masuk dalam kelompok, bahkan dia tidak sekelas denganku di mata kuliah yang sama. Semester ini, jadwal kuliahku dan Mira tidak ada yang sama. Karena dia harus menyesuaikan jam kuliahnya dengan UKM Modelling yang dia ikuti.

Aku dan Miranda sudah jarang bertemu, bahkan sebelum semester genap dimulai aku sudah tidak pernah lagi jalan ataupun main ke rumahnya. Sejak saat itu juga Mira belum main kesini lagi. Jarangnya pertemuan kami tidak ada hubungannya dengan perdebatan yang terjadi antara aku dan dia malam itu. Hubunganku dengan dia baik-baik saja kok. Malam saat aku menginap di rumahnya sepulang makan bersama dengan Kak Rega, Aku meyakinkan Mira bahwa aku tidak punya perasaan apapun kepada Kak Rega.





Setelah melalui semester pertama masa kuliah, aku jadi tau banyak apa yang membedakan antara kehidupan waktu masih sekolah dengan kehidupan saat kuliah. Namun untuk cewek anti sosal sepertiku yang selalu menutup diri, perbedaan itu tidak terlalu banyak mempengaruhi. Tapi begitu terlihat pada Miranda. Alasan kenapa aku dan Mira jarang bertemu itu karena Sekarang Mira punya teman-teman baru yang lebih seirama dengannya, yang kebanyakan adalah teman-teman sesama anggota UKM Modelling dan juga senior-senior HIMA. Dia dekat dengan anggota HIMA meskipun dia tidak menjadi anggotanya. Dan dia cukup dekat dengan Kak Fery. Mereka selalu terlihat bersama-sama saat di kampus.

Selain aktif di UKM Modelling, dia sering menggunakan waktu luang untuk nongkrong bersama teman-teman barunya. Tidak sulit bagi cewek aktif seperti Mira untuk menjaring pertemanan seluas-luasnya. Kadang aku sempat khawatir dengan pergaulan Mira yang sekarang. Tapi aku takut dia menganggapku terlalu mencampuri kehidupannya. Aku harap dia bisa membatasi dirinya dan juga menjaga diri. Walaupun jarang bertemu di dalam maupun di luar kampus, aku dan Mira masih sering berhubungan melalui pesan.

Aku pernah bilang kalau Mira adalah sahabatku, satu-satunya teman yang paling berarti bagiku karena aku dan Mira selalu bersama-sama sejak masih SMP. Dan sekarang untuk pertama kalinya aku dan Mira tidak bertemu dalam waktu yang cukup lama. Tapi aku tidak terlalu mempermasalahkan itu. Kami sudah semakin dewasa, dia punya dunia dan lingkungannya sendiri. Begitupun juga denganku. Semoga persahabatanku dan Mira tidak memudar meskipun dia sekarang sudah punya teman-teman baru yang lebih memahaminya. Karena aku tidak yakin akan semudah itu menemukan seorang sahabat seperti Mira.

Lalu apa saja kegiatan ku sehari-hari tanpa ditemani Mira?.

Setelah jam kuliah usai, aku menghabiskan banyak waktu sendirian di perpustakaan. Mengerjakan tugas di sana, membaca buku apapun yang aku suka, menonton film, dan menulis cerita pendek yang aku posting di Tumblr.

Tak kusangka banyak yang suka dengan cerita yang sebenarnya hanya sebuah keisengan untuk mengisi waktu luang. Cerita pertama yang aku posting tentang Alien yang turun ke Bumi dan jatuh cinta dengan seorang gadis berhasil mendapatkan lebih dari sepuluh ribu notes hanya dalam waktu sepekan. Jumlah Followers ku juga ikut bertambah. Banyak dari mereka yang kepo denganku, cowok maupun cewek. Tidak sedikit dari mereka yang ingin berkenalan denganku, meminta nomor handphone ataupun mengajakku bertemu. Aku tidak menuliskan biodata lengkapku di sana, jadi mereka tidak tau namaku, berapa umurku atau apa jenis kelaminku. Hal itu semakin membuat mereka penasaran. Dan aku ingin tetap seperti itu. Misterius. Lagipula kalian juga sudah tau kalau aku susah berteman dengan orang lain, ataupun dengan orang yang baru kukenal.

Namun ada kalanya aku terpaksa harus bersosialisasi, salah satunya saat sedang mendapatkan tugas kelompok.

Hal yang menarik ketika sedang belajar kelompok yang semua anggotanya itu cewek, mereka tidak selalu membicarakan tentang tugas, mereka membicarakan tentang apapun seperti bedak, lipstik, pakaian, diet, berita tentang artis, cowok-cowok ganteng di kampus, cewek lain yang tidak mereka sukai, pacar dan jalan-jalan. Aku kadang tidak mengerti kenapa mereka meluapkan emosi mereka terlalu berlebihan untuk hal-hal yang tidak penting. Tapi itu sempurna bagiku, karena aku hanya diam. Aku tidak harus berkata apa-apa dan hanya mendengarkan apapun yang mereka obrolkan. Kadang aku berpikir kalau mereka menganggapku sombong. Aku baru bicara saat mereka menjadwalkan waktu untuk bertemu. Aku bilang dan meminta ijin kepada mereka kalau aku tidak bisa ikut gabung di hari jumat, sabtu dan minggu karena ada keperluan lain yang tidak bisa kutinggalkan. Dan mereka mau mengerti alasanku.

Seperti itulah kegiatanku sehari-hari selain menjadi populer secara online. Mengulangi kegiatanku yang membosankan setiap hari, tanpa harus memikirkan hal lain seperti yang dilakukan kebanyakan orang. Tapi aku menikmati itu, menikmati kesendirianku. Karena hal yang paling menyenangkan di Dunia ini adalah menjadi diriku sendiri. Aku tidak perlu sekuat tenaga berjuang agar disukai oleh orang-orang yang belum tentu suka denganku.

Dan ketika aku merasa bosan dengan hari-hariku, aku mulai melepaskan semua bajuku dan telanjang di atas tempat tidur. Kalian pasti tau apa yang terjadi selanjutnya. Tapi,,, ssstt jangan bilang siapa-siapa !!.

Sebenarnya masih banyak yang ingin kuceritakan kepada kalian namun sekarang belum saatnya. Dan ada beberapa hal yang tidak bisa kuungkapkan kepada kalian. Tapi setidaknya aku mulai belajar membuka diri kepada kalian. Siapa tau kalian bisa menjadi sahabatku yang baru setelah Mira.

Setelah menyiapkan buku-buku yang akan kubawa, aku keluar kamar menuju kamar mandi. Namun ketika aku akan membuka pintu kamar mandi, pintu itu terbuka dari dalam.



Wow. Luna, barbie dunia nyata.

“Oh hai..” Sapanya dengan ramah.

Aku hanya tersenyum kepadanya. Kemudian dia berjalan cepat menuju kamarnya Kak Rega. Aku sedikit tertegun melihat Luna keluar dari dalam kamar mandi. Tubuh langsingnya hanya tertupi kemeja. Dan kemeja itu yang tadi pagi dipakai Kak Rega ke Kampus. Kemeja itu panjangnya hanya bisa menutupi sampai bagian atas pahanya yang mengkilap. Bahkan dia harus menarik ke bawah bagian bawah kemeja itu untuk menutupi area kewanitannya. Apakah dia tidak memakai apa-apa lagi dibalik kemeja itu?. Luna terlihat begitu seksi dengan pakaian seminim itu. Bahkan dengan rambutnya yang masih basah dan wangi sabun di tubuhnya, Luna begitu menggoda. Dia bagaikan Bidadari kahyangan yang baru saja selesai mandi di telaga air hangat. Aku sampai membayangkan apa yang sedang kupikirkan.



Ya, mungkin seperti itu.

Aku sudah terbiasa dengan keberadaan Luna di dalam rumah ini. Meskipun tidak konsisten, seringkali Kak Rega pulang dari kampus bersama dengan Luna. Kadang seminggu sekali, sebulan dua kali, pernah juga tiga hari berturut-turut Luna datang kesini. Saat di rumah, Luna dan Kak Rega lebih banyak menghabiskan waktu dari siang sampai dengan sebelum petang hanya berada di dalam kamar. Kalian tidak perlu bertanya-tanya apa yang dilakukan cowok dan cewek di dalam satu kamar selama berjam-jam. Mereka pasti tidur bersama, bercinta, ML Meskipun itu di tengah terik siang. Mereka juga pernah melakukannya di pagi hari. So, tidak ada waktu yang tepat untuk bercinta. Karena bercinta bisa dilakukan kapanpun tanpa mengenal waktu maupun tempat.

Bukannya aku sok tau dengan apa yang dilakukan Kak Rega dan Luna di dalam kamar, tapi suara erangan-erangan yang terkadang membuat jantungku berdebar-debar sering terdengar dari dalam kamarnya Kak Rega saat Luna berada didalam. Atau Cewek lain selain Luna.

Ya. Luna bukanlah satu-satunya cewek yang “menemani” Kak Rega di dalam kamarnya. Selain Luna ada beberapa cewek lain yang menghabiskan waktu berjam-jam di dalam kamarnya. Di antara mereka adalah Jessica yang sering terlihat bersama Luna di Kampus.

Sosok seperti Kak Rega yang dari sudut manapun terlihat sempurna secara fisik, dan tampan, tidak heran jika selalu terlihat bersama cewek-cewek cantik. Selama satu semester kemarin Kak Rega memang tidak terlihat begitu mencolok di kampus, tapi tetap saja, hampir seluruh cewek fakultas ekonomi mengenalnya. Bahkan ketampanan Kak Rega sudah menjadi buah bibir para mahasiswi yang seangkatan denganku. Kak Rega memang tipe cowok idaman banyak cewek. Dan sepertinya memang Kak Rega suka bersenang-senang dan dekat dengan beberapa cewek walaupun hanya sekedar teman tidurnya. Entah berapa banyak cewek lainnya yang dekat dengan Kak Rega di luar sepengetahuanku. Aku juga sempat berpikir kalau Mira dan Kak Rega masih sering bertemu dibelakangku. Oh Iya, kadang tiap akhir pekan, Kak Manda datang dan menginap disini.

Aku heran, kenapa Kak Rega tidak menambatkan hatinya kepada Luna. Padahal mereka terlihat cocok saat bersama. Aku belum bisa memastikan alasan Kak Rega dekat, jalan dan tidur dengan beberapa cewek yang berbeda. Apakah sudah menjadi bentuk karakternya dimana dia selalu merasa haus akan belaian cewek?. Karena sudah menjadi naluri cowok untuk dekat dengan banyak cewek. Apa aku salah?. Tapi dia tidak terlihat seperti seorang Playboy yang ingin menaklukan banyak cewek secara bersamaan, malah sebaliknya, kurasa cewek-cewek di sekitar kak Rega yang penasaran ingin menaklukan Kak Rega. Atau memang itu cara dia dalam memilih yang terbaik untuk dijadikan pendampingnya? Ataukah memang dia suka berpetualang dengan banyak cewek?. Entahlah, aku tidak mau terlalu mencampuri urusan Kak Rega atau orang lain lagi. Semoga kebebasan dan petualangan dengan banyak cewek bisa dia hentikan saat menemukan seorang cewek yang benar-benar dia cintai. Jika tidak, suatu saat nanti dia akan menyakiti sebuah hati yang benar-benar tulus mencintainya.

Selama enam bulan kebelakang ini, bersamaan dengan perginya Angel secara tiba-tiba aku hampir tidak pernah bicara banyak dengan Kak Rega. Sebenarnya seringkali dia mencoba untuk bicara denganku, tapi aku selalu menyudahi obrolan kami dengan cepat. Aku terpaksa menjauhi Kak Rega sejak Mira berpikir aku punya perasaan pada kak Rega.

Walaupun jarang saling bicara dan bertatap muka secara langsung, tapi diam-diam aku selalu memperhatikannya, di dalam rumah ataupun saat berada di kampus. Seperti saat masih di sekolah dulu dimana aku selalu memperhatikannya dari kejauhan. Dan sama seperti yang sedang aku lakukan sekarang, memandang pintu kamar Kak Rega sambil membayangkan apa yang sedang dia lakukan dengan Luna di dalam kamar. Memperhatikannya setiap waktu rasanya seperti sedang membaca cerita kehidupan Kak Rega. Aku tidak pernah bosan jika harus membaca cerita kehidupannya setiap waktu.

Aku tidak bisa mengingkari kalau sekarang Kak Rega adalah pusat semestaku. Apapun yang dia lakukan selalu menyita perhatianku. Tak terkecuali kebiasannya jalan atau bersama dengan cewek yang berbeda. Tapi yang paling menyita perhatianku adalah tatapan matanya. yang selalu mengingatkanku dengan Bintang. Dan aku sangat menyukai tatapan matanya itu, meskipun hanya melihatnya dari kejauhan. Ah benar-benar konyol.

Memandang dan memperhatikannya secara diam-diam itu artinya aku tidak ingin dia atau orang lain terutama Mira tau jika aku sedang memperhatikannya. Sejujurnya aku menjaga jarak dengan Kak Rega bukan hanya karena Mira. Tapi juga karena untuk menahan perasaanku. Aku tau sekecil apapun itu aku tidak boleh punya perasaan apapun kepadanya, bahkan jika harus jatuh hati kepadanya. Tapi perasaan yang selama enam bulan ini berhasil kuredam tadi pagi meledak tidak bisa kukendalikan.

Sambil tetap memandang pintu kamar Kak Rega, aku teringat lagi akan kejadian tadi pagi.

.

.

.

.

.

PAGI HARI SEBELUMNYA

----POV REGA---



♪ Aku adalah lelaki
♪ Yang pantang menyerah
♪ Memikat wanita

♪ Aku adalah lelaki
♪ Yang selalu ingin
♪ Dibuai wanita



Kubesarkan volume radio di dalam mobil. Kepala dan tubuhku ikut bergoyang mengikuti irama lagu yang menemaniku nyetir menuju kampus. Kemudian aku mulai ikut bernyanyi.

“Tolong dekati aku… Tolong hampiri aku.. Tolong jamahi aku”

“Agar aku bijaksana.. Agar aku bahagia.. Agar aku merasakan.. Cinta woooooo”

“Naluriku sebagai lelaki.. Membuatku menginginkan.. Berjuta wanita di sisiku”

“Naluriku sebagai lelaki… Membuatku merindukan.. Pujaan dari wanitaaaaa”


Sebelum lagu lawas itu selesai diputar, mobilku sudah terparkir di halam depan gedung G. Lalu aku keluar dari mobil yang sudah satu bulan ini menemaniku beraktivitas.



Sebelum semester genap kemarin dimulai, aku membeli mobil sedan bekas yang masih bagus. Meskipun bukan merek yang mahal atau tidak sekeren mobilnya Rein, tapi aku membeli mobil itu dari uang tabunganku sendiri ditambah dengan uang hasil sewa kamar. Sebenarnya uang tabunganku dan uang hasil sewa kamar hanya cukup untuk membayar setengah dari harga mobil itu. Sisa setengah harga mobil itu Rein yang bayarin pakai uang tabungannya. Rein sempat ngomel-ngomel karena aku bersikeras menolak saat Papa akan membelikanku mobil. Aku cuman tidak ingin papa terus-terusan meleburkan uang hanya untuk keperluan pribadiku. Apalagi Papa sudah menyewakan untukku sebuah rumah mewah yang harganya sewanya tidak murah hanya untuk tempat tinggalku saat kuliah.

“Reeggaaaaa..”

Seseorang meneriakkan namaku keras ketika aku baru saja keluar dari dalam mobil. Suaranya yang nyaring itu terdengar begitu familiar di telingaku. Dan benar saja, ketika aku menoleh ke sumber suara itu, aku melihat Billa sedang berjalan menuju ke arahku.



Tumben dia dateng ke kampus sebelum jam kuliah dimulai?. Kuliah jam pertama akan dimulai dua puluh menit lagi, dan biasanya Billa masuk ke kelas setelah lima belas menit jam kuliah dimulai. Wajahnya terlihat begitu ceria saat menghampiriku. Dia berjalan berlawanan dengan para mahasiswa lain yang sedang berjalan menuju gedung G.

“REGA !! PAGI INI KAMU UDAH COLI?”
Tanya Billa dengan nada tinggi sambil nyengir. Aku langsung shock mendengar pertanyaannya yang ngawur cenderung vulgar dan seketika melihat sekeliling. Semua mahasiswa yang berada di sekitarku langsung menatapku setelah mendengar ucapan Billa kepadaku.

“Mulutmu ituloh Bill… ”

“Hihi.. mukamu jadi lucu kalau malu kayak gitu”
Serunya sambil tetap menahan tawanya. “Sorry, sorry.. tapi aku serius dengan pertanyaanku Beb” Billa semakin mendekatkan tubuhnya pada tubuhku “kali aja kamu butuh bantuan tanganku.. mulutku, atau…. meki-ku ?” kali ini ucapanya pelan, lambat dan terdengar erotis. Begitu juga dengan tatapan matanya yang menggoda gairahku kejantananku.

.

.

.

.

.

Mobilku pun ikut bergoyang seirama dengan gerakan tubuh kami.

“Ssshhhh,, ennghhhhh”




.
.
.
 
Terakhir diubah:
Pas liat notif, rada janggal dg jumlah kata yg 'bukan suhu @Emox banget nih'
Eh ternyata bener ada disclaimer klo ini hanya sebagian :papi:

Yaa mau gimana lg ya suhu @Emox, emg readers ini klo disuguhi sebuah karya kelas kakap, bahkan baru baca judul pun langsung udah demo minta apdet lg apdet lagi, emg kisah Rega si buayarupawan ini bikin nagih both ceritanya maupun harem haremnya :papi: :papi:

btw, next full apdetnya + 10k words kan yaa
:pandajahat: :pandaketawa:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd