FRIGHTENING
Dikisahkan oleh Santi
Hidupku adalah mimpi buruk. Mereka melepasku dalam ruangan yang berdinding tinggi, dengan karpet tebal, sebuah meja plastik, kursi plastik, serta springbed tebal. Makanan diberikan dari satu lubang di bawah pintu, yang tidak pernah dibuka. Makanan standar: nasi goreng, sepotong daging, telur dadar, di atas baki plastik dan sendok plastik. Mereka juga memberikan sebotol besar air putih berikut satu gelas plastik.
Lalu di dalam ruangan itu juga ada kamar mandi kecil dengan shower dan handuk. Tapi tidak ada jendela, tidak ada apapun. Semuanya dinding tinggi, dengan langit-langit yang tinggi. Di atas sekali, dekat langit-langit, ada jendela-jendela kaca -- tapi tidak bisa aku raih walaupun sudah naik ke atas meja dan kursi. Malah, aku jatuh terguling karena meja plastik itu tidak begitu kuat menahan berat badanku.
Damn! Berapa berat badanku sekarang?
Dan aku praktis tidak memakai apa-apa. Mereka tidak menyediakan kain apapun; ranjang itu tidak ada seprainya, begitu juga bantal tanpa seprai. Aku bertelanjang bulat sepanjang waktu. Mulanya terasa gatal... tapi lama-lama terbiasa, lagipula karpet di lantai ini cukup tebal.
Ketika hari menjelang sore -- aku lihat dari jendela yang nampak semakin meredup -- ada semacam gas yang dilepaskan ke dalam ruangan, yang membuatku menjadi agak pusing, tidak bisa berpikir. Aku sadar bagaimana mereka mengangkatku dan mendudukkan di kursi roda, tapi semua nampak kabur tidak jelas. Ada suara-suara, tapi aku tidak mengerti apa artinya.
Lalu, aku kembali berada di ranjang besi itu, kedua tangan terbelenggu di sisi, juga kedua kakiku mengangkang lebar. Ada orang yang memakai sarung tangan mengoleskan semacam gel di vaginaku, rasanya hangat dan licin. Gerakan tangannya perlahan saja, memijat sekitar bibir vagina, lalu memijat klitoris dan mengelus bibir dalam vagina. Aku merintih, merasakan rangsangan kuat segera naik ke otakku yang masih melihat segala sesuatu dengan buram.
Tapi dalam keadaan buram itu, setiap rangsangan membuatku seperti kena setrum. Aku seperti melihat Rio sedang menjilati kemaluanku. Rio! Betapa aku menginginkan penis kuat dan cepat itu kembali menerobos dan membuatku melayang hingga pingsan. Aku merintih, bahkan meraung. Menjerit dengan kata-kata yang memalukan,
"Masukin! MASUKIN RIO! AAARRGGHHHH MASUKIN BATANG KAMU SEKARANG! RIOOOOO.....!!" dan biasanya aku mengejang-ngejang merasakan orgasmeku melanda dengan hebat. Vaginaku berkedut-kedut dengan kecewa, karena tidak ada yang masuk. Tidak ada yang bisa digigit oleh mulut kecilku di bawah sana.
Lalu datanglah lelaki yang bertelanjang itu, dia mengenakan topeng. Tetapi aku melihat penisnya sudah keras basah. Lelaki itu tergesa-gesa menempatkan diri di antara selangkangan, di antara kedua kakiku yang diikat mengangkang. Ia menaruh kepala penisnya di bibirku yang gatal dan basah, dan mulai menyetubuhiku dengan sangat bernafsu.
Aku yang sangat kehausan batang penis lelaki, menerima dengan lega untuk sesaat. Namun nampaknya jepitan vaginaku terlalu kuat, karena dalam hitungan menit ia sudah memuncratkan maninya di dalam. Setelah crot keluar, penisnya segera menjadi layu dan ia pergi, digantikan oleh lelaki lain yang penisnya masih keras. Ia hanya melap vaginaku dengan handuk kecil, kemudian mengoleskan lagi gel, dan menusukkan penisnya.
Para lelaki bergantian menusukkan penisnya ke vagina, dan semakin lama rasanya semakin enak. Mungkin pada lelaki ke tiga belas atau empat belas -- aku bingung berhitung -- akhirnya orgasme hebat kembali melanda tubuhku yang masih terikat, sehingga hanya bisa mengejang-ngejang saja.
Setelah itu, mereka membasuh selangkanganku dengan suatu cairan yang terasa dingin di kulit, lantas melap dengan handuk. Dalam keadaan masih seperti mabuk itu aku dikembalikan ke ruanganku, di mana aku tertidur lelap sambil bermimpi sedang berpelukan dengan Rio yang begitu jantan menggagahiku...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dr. Seymour melihat ke tablet di pangkuannya. Ia mengecek kembali sampel darah dari Santi, demikian juga sampel darah dari setiap lelaki yang berhubungan seks dengan objek ini. Menarik. Sebagai ahli patologi, ia melihat bagaimana perkembangan virus pada setiap lelaki mengalami penekanan, hingga berkurang secara signifikan. Mengapa reaksi ini bisa dicapai?
Mereka sebelumnya telah mengambil darah Santi dan berusaha melokalisir anti-gen yang ada, tanpa keberhasilan yang nyata. Kalau hanya cek darah, tidak ada yang dapat dipakai untuk mengobati. Tetapi...
Seymour melihat lagi ke dalam mikroskopnya. Ia merasa pernah melihat rangkaian ini sebelumnya. Tapi apa? Di mana? Ah.
Ia ingat. Dalam penelitian melawan virus HIV, ada usaha untuk menolong pasien yang mengalami immunocompromised pada organ dalam yang diserang oleh cytomegalovirus. Obat yang mereka coba adalah ganciclovir dan valganciclovir, dan kini H-Virus juga telah bermutasi menjadi cytomegalovirus....
Namun penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ganciclovir tidak bekerja. Bahkan, sebenarnya orang-orang ini sebelumnya telah dirawat dengan suntikan ganciclovir, 5 mg per kg berat badan. Tidak menghasilkan efek apapun. Tetapi setelah berhubungan seks dengan Santi... mengapa kondisinya membaik secara drastis?
"Dr. Seymour? Bisa ganggu sebentar?" seorang berjaslab putih menyapa dari balik punggung. Dr. Seymour berbalik, menghadap pria tua brewokan. Doktor Zimmer. Orang Jerman, yang kaku, keras. Agak.... kejam. Auranya membuat ruangan ini terasa lebih dingin lagi, walau dua unit AC 2 PK bekerja penuh sepanjang hari.
"Eh... ya, tentu saja Dr. Zimmer. Apa yang bisa saya bantu?"
"Hmmh.... jangan bertele-tele, Seymour. Anda tahu betul apa yang bisa Anda lakukan. Berhenti melakukan percobaan seks itu. Kita perlu segera meneliti jaringan sumsum tulang belakang perempuan ini."
"Begitu subjek diambil tulang belakangnya, dia mati, Dr. Zimmer."
"Lalu? Kalau tidak meneliti secara mendalam, bagaimana kita bisa mengekstrak anti-gen untuk menyembuhkan begitu banyak orang? Saat ini sudah ada ribuan orang mati, dalam tiga bulan terakhir.
Kita semua tahu kengerian ketika virus sialan ini pertama kali menjadi epidemi. Bukan saja kematian, tapi ada kegilaan hebat. Demi umat manusia, kematian perempuan ini bukan sesuatu yang sangat gawat." Zimmer menatap Seymour dengan tajam. Hidungnya yang mancung dan agak bengkok terlihat menyeramkan.
"Fakta lain, Dr. Zimmer," Seymour menelan ludah dan mengumpulkan keberanian. Membantah orang tua ini terasa berat. "adalah orang-orang yang berhubungan seks dengan Santi mengalami penurunan drastis CMV H-Virus. Kita butuh menemukan penyebabnya."
"Kita bisa menemukan penyebabnya dengan melakukan penelitian jaringan secara langsung, Seymour. Jangan menunda lagi. Apakah Anda sudah terlalu terpukau dengan kecantikan perempuan itu?"
"Dr. Zimmer, harap jaga perkataan Anda. Kita bekerja sebagai profesional," desis Seymour. Rasa marah mulai mengalahkan rasa takutnya. "Kita sama-sama berusaha menyelamatkan umat manusia."
"Hah... kita sama-sama berusaha menemukan antigen untuk diproduksi Truman, Seymour. Tidak lebih, tidak kurang. Jangan sampai potensi milyaran dollar ini lewat dari tangan kita karena keisengan Anda meneliti orang yang ngeseks! Apapun juga alasan Anda, kita tahu itu hanya dibuat-buat! Dua hari lagi, Seymour. Dua hari lagi kita operasi perempuan itu!" balas Zimmer. Wajahnya merah padam, ia terus membalikkan tubuh dan melangkah tegap keluar ruangan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dikisahkan oleh Rio
Hidden Valley memang indah. Selain karavan, di sini juga ada kabin-kabin yang bisa disewa. Semua ditata rapi di alam tropis, dengan fasilitas yang lengkap. Seandainya saja ini adalah liburan, dan aku bisa membawa Santi.... ah. Aku memperhatikan kabin-kabin yang berderet, yang harga sewanya lebih mahal. Hmm...
Evie nampaknya masih terlelap setelah pertempuran kami yang hebat. Udara sore ini terasa lebih sejuk, enak buat jalan. Sudah jam 18:20, waktu setempat tapi hari belum gelap. Matahari ada di horizon. Mungkin karena lokasi ini lebih ke bumi bagian selatan, jadi di wilayah ini masih terang. Semakin ke utara, jadi semakin gelap.
Hmm... tapi mungkin juga salah pengaturan waktu ya? Di Indonesia pun, jam 18:20 di kota Medan masih terang dibandingkan situasi di Jakarta, karena jamnya sama tapi Jakarta ada ke arah Timur. Entahlah...
Aku berjalan kaki dengan pikiran berat. Bagaimana caranya mendapatkan lokasi lab rahasia dari Truman Pharm di wilayah seperti ini? Aku berjalan menyusuri lorong di antara kabin-kabin yang sepi. Jendela-jendela kamar di bagian belakang kabin terbuka menghadap ke jalan untuk jogging ini, mengitari seluruh kabin. Aku tidak bergerak cepat, malah berjalan perlahan, menikmati angin dingin menerpa mukaku. Sampai tiba-tiba...
"FUCK ME! HARDER! HARDER!"
"OOHHH YOUR CUNT SO TIGHT!"
"COME ON BABY! COME ON!!
IF YOU ARE REALLY STRONGEST IN TRUMAN, FUCK ME HAARRRRDD!
AAARRGHHHH!"
Gila benar itu yang ngeseks.
Mereka membuka jendelanya, hanya menutup kerai kayu penahan cahaya saja. Sangat yakin tidak ada yang akan memergoki mereka, eh?
Tapi aku mendengar kata Truman. Orang terkuat di Truman?
Terkuat apa, kuat memompa vagina perempuan dengan penisnya?
Well, nampaknya ia berhasil. Aku mendengar erangan dan jeritan dan teriakan gila masih terdengar selama beberapa saat. Hah.... aku jadi ingin ngeseks juga. Ngeseks lagi, kalau mengingat betapa hebohnya Evie. Dia hebat, bisa mengimbangi kecepatan penis super menghajar vaginanya. Entah berapa kali orgasme, sampai pingsan begitu rupa.
Aku berlari dengan cepat memutari kabin-kabin, sehingga kini aku berada di depan kabin -- mestinya sih nomor 32 ya? Aku mencari kabin kosong, ada teras dengan bangku dan meja di depannya. Sempurna. Aku duduk di sana, mengangkat kaki ke atas meja. Mataku memperhatikan kabin no. 32 itu baik-baik. Hari pun menjadi gelap, malam menutupi seluruh Hidden Valley Holiday Park.
Terus terang, aku mengantuk. Setelah ngeseks hebat dan enak bukan main, rasanya ngantuk bukan main. Tapi aku memikirkan Santi, dan itu menahanku untuk tertidur lelap di kursi teras yang nyaman ini. Penantianku berhasil: aku melihat seorang laki-laki keluar dari kabin nomor 32. Orang bule. Ia berciuman dengan seorang wanita asia berambut hitam, tergerai. Dadanya besar sekali. Hah, benar-benar pilihan hebat buat ngeseks.
Pria itu terus berjalan ke arah yang menjauh dari tempatku, terus masuk ke dalam mobil. Hmm.... mobil itu harusnya melewati tempatku sekarang. Jadi, aku terus turun dari kursi dan mengendap berjongkok di balik tembok teras. Mobil itu menyalakan lampunya, aku melihat sinar menerangi kursi tempatku duduk tadi. Terus ia meluncur cepat dengan suara halus melewati tempatku. Hmm... SUV, Hyundai Kona, mobil elektrik.
Soal mobil elektrik, Australia lebih keren daripada Indonesia. Tapi, mobil ini bukan untuk jarak sangat jauh, jadi kukira ini sewaan dari Darwin. Atau.... aku tidak mau menduga-duga. Kebetulan malam ini tidak ada bulan, jadi benar-benar gelap. Aku berlari ringan membuntuti mobil itu dari jarak beberapa puluh meter, aku hanya perlu menghafal model lampu belakang yang unik. Dan jalanan sepi bukan main.... hmm
Berapa penduduk Darwin? Tidak sampai 200ribu orang kan? Makanya sepi begini. Mungkin binatang malam mulai keluar.... haha
Aku, Rio, bukan yang terlemah di antara mahluk di malam ini. Mobil itu meluncur dengan hening dan cepat, aku juga berlari dengan santai, hanya sekitar 50 km/jam saja. Berbelok-belok, aku menyadari bahwa ini memasuki kawasan Paradise Group. Lampu taman kini menyala di sana sini, membuat suasana indah tenteram. Namun masih banyak tempat gelap, di mana kakiku berjejak cepat dan melangkah jauh. Kini jarak aku dengan mobil itu tidak lebih dari 20 meter, sementara mobil itu terus berjalan semakin pelan, hingga akhirnya berhenti di depan pintu gerbang sebuah bangunan putih besar dan tinggi. Aku menghitung, kira-kira ada lima lantai. Gerbangnya setinggi 8 meter, terbuka secara otomatis.
Oke, jadi orang yang katanya terkuat di Truman itu tinggal di sini. Atau bekerja di sini? Apakah ini lab rahasia Truman Pharm?
Apakah di sana ada Santi?
Aku merogoh ke belakang punggung, mengecek benda di balik baju. Ada kantung pistol tergantung di belakang, sebuah Beretta U22 Neos. Peluru .22, dan tidak bisa menembak cepat. Tapi bagus untuk pemula. Kini, pertama-tama aku perlu menguasai medan, jadi aku menjaga jarak sekitar 30 meter dari tembok rumah itu, lantas mulai berlari mengelilinginya. Untung ada banyak lampu menerangi tempat itu!
Bangunan itu seperti benteng, yang keseluruhan sisinya dibentengi tembok 8-9 meter. Ada beberapa tempat di bagian samping yang letaknya berdekatan dengan pohon besar, jadi aku bisa memanjat pohon itu untuk masuk ke dalam.... aku melihat sekali lagi. Sebentar, ada yang tidak beres. Aku melihat ada CCTV tersembunyi di pohon! Jadi, pohon itu sama sekali bukan jalan yang bagus untuk masuk.
Aku berputar sekali lagi dan mengamati bagian belakang. Di sini tidak ada pohon yang tinggi sama sekali. Aku melihat ada gulungan kawat berduri terpasang di bagian atas seluruh dinding. Hmm. Di sini juga tidak nampak ada CCTV. Kelihatannya mereka semua yakin bahwa tidak ada yang dapat masuk ke bagian sisi belakang dari gedung ini, karena tinggi dan berkawat duri.
Baiklah, apa yang aku butuhkan? Mungkin aku bisa loncat dengan galah. Haeh.... berapa rekor dunia lompat galah yang paling tinggi? Kalau tidak salah, rekornya sekitar 6,16 meter. Orang Perancis... itu jadi bahan becandaan di CIA tentang seberapa tinggi orang Perancis bisa kabur ketika suami dari perempuan yang sedang ditiduri tiba-tiba muncul di pagar rumah. Hey, just kidding!
Namun yang aku hadapi kini adalah tembok 8 meter, dengan gulungan kawat berduri. Apakah berlistrik juga? Haaaeeeehhhhhhh......
Aku menemukan sebatang bambu kuning tergeletak tidak jauh dari sana. Panjangnya sekitar 6 meter. Duh, tidak cukup ya? Tapi hanya ini yang bisa aku dapatkan. Dan demi kekasihku, malam ini aku mau melakukan hal gila ini, yang tidak pernah aku lakukan. Dan aku tidak punya kesempatan untuk berlatih sama sekali. Bagaimana kalau aku salah dalam melompat? Sangat tidak lucu. Sangat nekad!
Tapi aku lakukan juga.
Aku mengambil ancang-ancang, 50 meter di lapangan dinding belakang. Batang bambu aku pegang kuat-kuat di bagian yang diameternya kecil, sementara bagian yang tebal ada di depan. Karena berat, bambu ini melengkung ke bawah. Lumayan setengah mati menahannya di tangan! Untuk membantuku mengangkat, aku menggetarkan tanganku. Seluruh batang bambu itu menjadi berayun ke atas, dan di saat itulah aku terus berlari dengan kecepatan penuh.
48 meter aku lintasi dengan waktu kurang dari satu detik. Aku hanya bisa merasakan dinding itu begitu dekat, jadi ujung bambu aku hujamkan ke tanah, sementara aku memegangi ujung bambu satunya lagi sekuat tenaga, lantas aku melompat ketika merasa ujung bambu itu tertahan oleh tanah. Hantamannya membuat tanganku sakit, tapi aku terus bertahan berpegangan sambil merasa diriku terlontar ke atas. Refleks, aku melepaskan peganganku pada bambu. Aku kini melayang seperti... seperti spiderman? Seperti inikah rasanya?
WUZZZ.... aku melesat melewati tembok dan kawat berdurinya, malah terus meluncur hampir menghantam dinding bangunan. Aku menekuk kaki, membuat badan menjadi seperti bola, sambil berusaha menghadapkan kaki ke dinding dan menunggu tumbukan terjadi.
DUGGG! Aku menahan tumbukan dengan kedua kaki. Rasanya sakit! Semoga tidak ada yang patah. Aku terus berjejak di dinding sehingga tubuhku kembali mencelat ke arah dinding belakang bagian bawah. Aku menjatuhkan diri ke atas hamparan rumput di belakang dinding, terus bergulingan sambil mencari tempat gelap. Harus bersembunyi.
Aku tersenyum. Nampaknya perjalanan ini tidak sia-sia.