Part 23 – Kenakalan pertamaku (2)
Dengan perasaan marah dan cemburu aku tinggalkan tempatku bekerja dan naik ke ruang VIP. Di sana mas Roni sudah menunggu di dekat tangga, melihatku datang diambilnya tanganku kemudian dirangkulnya aku dari samping dan langsung mendudukkanku cukup di belakang, mungkin dia mengerti kalau aku tidak ingin terlihat mas Agus berada di ruangan ini. Mas Roni jalan ke depan dan mengambil dua gelas baru beserta botol dan minuman ringan, kemudian dia menyuruh orang2 yang ada di situ untuk memenuhi bagian depan, sehingga sekarang sempurnalah persembunyianku.
Setelah duduk di samping kananku mas Roni mengisi kedua gelas dengan whisky dan dicampurnya dengan minuman ringan “Hi ki, minum dulu ya” katanya, lalu memberikan satu gelas tadi untukku.
Tanpa ragu kuambil dan kuminum sampai habis gelas pertamaku.
“wuidihhh, ada yang haus kayanya, ga tau haus, ga tau kesel” kata mas Roni sambil tersenyum
Aku hanya tersenyum kesal menjawab ucapannya, sepertinya dia mengerti kalau aku cemburu melihat perbuatan mas Agus dengan mbak Rina.
“sudah ngga usah dipikirin, santai aja di sini ya, gabung sama mas sama teman2 mas di sini”
“eh bro, kenalin, mbak cantik ini namanya Nikki, dia yang pegang lighting di tempat ini” katanya memperkenalkanku pada teman2 nya, dan mereka pun menyalamiku, lalu dua orang teman wanita mereka pun disuruh duduk di sebelah kiriku, mungkin supaya aku tidak merasa canggung berada di rombongan orang yang baru kukenal.
Mulailah mereka membuat permainan kecil, aku pun ikut dalam permainan mereka dan setiap kali ada yang kalah, semua bersorak senang dan menyuruhnya minum. Beberapa kali juga aku kalah dan akupun mulai lupa dengan kekesalanku sama mas Agus, masih tersisa sedikit sih di pikiranku bagaimana kalau mas Agus mencariku. Tapi kupikir lagi, mana mungkin dia berani mencariku sementara mbak Rina ada di sebelahnya dan apalagi kalau mereka sudah tipsy, pasti mereka langsung pergi tanpa memedulikanku lagi.
Setelah beberapa kali bermain wanita di sebelahku sudah mulai mabuk, karena dia kalah beberapa kali secara beruntun, yang gawat adalah wanita ini, saat mulai mabuk dia mencium wanita lain di sebelahnya, pertama kalah dia mencium pipi wanita itu, kemudian saat disoraki orang2 di situ, berikutnya kalah dia mencium bibirnya, sesaat wanita yang dicium itu menghindar, tapi saat kalah lagi, dia mencium bibirnya dan yang dicium pun tidak menolak bahkan mereka terlihat berciuman, sehingga semakin hebohlah suasana di ruangan ini.
Setelah beberapa game berikutnya wanita yang dicium tadi sekarang kalah, wanita yang mabuk tadi langsung mengambil sloki yang terisi whisky kemudian dia menduduki wanita yang kalah itu dengan posisi berhadapan, lalu ditaruhnya sloki di mulutnya menghadap ke atas, lalu perlahan kepalanya menunduk untuk menuangkan whisky itu dari sloki di mulutnya ke wanita yang didudukinya tadi, karena dia sudah mulai mabuk, maka whisky yang dituangkannya berceceran juga ke gaunnya dan gaun wanita di hadapannya, sampai habis whiskynya, sloki tadipun digigit wanita di hadapannya, kemudian dia menunduk ke depan pas di payudara wanita di depannya dan mulai memasukkan sloki itu ke dalam belahan dada wanita itu sampai terjepit oleh gaunnya. Semua orang bersorak dan tertawa melihat adegan itu, dan sekarang kedua wanita itupun berciuman kembali diiringi sorak dan tepuk tangan orang-orang.
Aku yang melihat kejadian itupun senang namun kurasakan wajahku memerah antara malu dan juga terangsang. Tanpa kusadari sekarang tangan mas Roni sudah melingkar di bahuku dan mengelus-ngelus lenganku yang hanya sedikit tertutup kemeja lengan pendek. Kurasakan sentuhan tangan mas Roni di kulitku dan saat menyadari sentuhan itu, bulu2 haluskupun berdiri. Mengetahui itu mas Roni menghentikan sentuhannya. “fyuhhh” aku membuang nafas tertahan.
Sekarang kulihat kedua wanita itu masih berciuman, dan karena duduk kami bersebelahan maka paha dan betis wanita yang menduduki itu sekarang sudah menempel dengan tanganku. Entah kapan posisi mereka jadi sangat rapat denganku, tapi kurasakan juga posisi mas Roni sudah mepet denganku, sehingga akupun tidak memiliki ruang untuk menjauhkan tubuhku dari kedua wanita ini. Nafasku mulai memburu menyaksikan ciuman kedua wanita yang sekarang sudah sangat dekat denganku, jantungku pun berdetak lebih kencang karena perasaan horni ini.
Tangan mas Roni mulai mengelus lagi lenganku sehingga terasa lagi bulu kudukku berdiri, dan sekarang bibir mas Roni mulai mencium leherku, aku menahan wajahku untuk tidak melihat apa yang mas Roni lakukan, tapi saat memalingkan wajah ke sebelah kiri, kulihat sekarang wanita yang didudukki sudah mulai mengarahkan bibir dan lidahnya ke leher wanita di hadapannya, dan tangan wanita itu mulai mengelus mulai dari betis hingga ke paha wanita yang mendudukinya.
Saat mengelus terkadang tangannya menyentuh tanganku, dan sekali waktu tangannya menyentuh tanganku dia menolehkan wajahnya lalu tersenyum padaku. Aku pun membalas lemah senyumannya karena perasaan terangsang melihat apa yang dia lakukan dan merasakan sapuan bibir, nafas dan lidah mas Roni di tengkukku. Sesaat kemudian wanita tadi meneruskan sapuan lidahnya di dada wanita di hadapannya dan tangan kirinya sekarang menurunkan gaun wanita itu, sehingga dapat kulihat sekarang wanita itu menjilati puting wanita di hadapannya yang ternyata tidak mengenakan BH, sementara tangan kanannya terus mengelus betis dan pahanya, yang kulihat sekarang rok gaun wanita itu sudah naik sampai ke pangkal pahanya. Saat tangannya mengelus paha itu, kembali tangannya bersentuhan dengan tanganku, namun kalau tadi elusan itu terus berlanjut, sekarang saat menyentuh tanganku dia mulai mengelus tanganku, sehingga aku merasa semakin horni, kurasakan elusan tangan itu begitu lembut menyentuh kulitku, tak kutolak elusan jarinya, kemudian jari-jarinya sekarang masuk melalui punggung telapak tanganku, lalu diangkatnya tanganku dan diarahkannya ke paha wanita yang mendudukinya, sambil lidahnya masih terus menjilati puting wanita itu, seolah dia ingin membimbingku tanpa melihat wajahku. Tanganku sekarang digerakkannya untuk mengelus paha wanita yang ada di hadapannya, akupun mengikuti arahan tangannya dan mulai merasakan mulusnya paha wanita yang kuelus.
Wanita yang kuelus mungkin menyadari bahwa tangan yang sekarang mengelusnya bukan lagi tangan wanita yang didudukinya, diapun memandang wajahku dan melihat wajahku yang sudah horni, wanita itu menundukkan wajahnya dan mulai mengarahkan bibirnya padaku. Aku sangat terangsang dan aku pasrah diperlakukan seperti itu oleh tiga orang sekaligus, tak kuhiraukan lagi suasana di sekelilingku. Sekarang kurasakan tangan wanita yang menciumku bergerak turun dari wajahku, lalu jarinya membuka kancing kemejaku paling atas dan kemudian yang kedua, dan sekarang kurasakan tangan mas Roni sudah menyentuh payudaraku dan mulai menggerakkan jarinya di sekitar bulatan payudaraku. Tangan wanita yang diduduki sekarang mengarahkan tanganku untuk meremas toket wanita yang sedang menciumku, pertama kali kurasakan lembut dan kenyalnya payudara seorang wanita selain milikku sendiri, aku sudah tak tahan lagi saat kurasakan sebuah tangan mulai mengelus pangkal pahaku sampai kemudian menggesekkannya tepat di depan memekku. “Akkkkkkkkhhhhhh” pinggulku bergerak mengikuti gesekkan tangannya, melihatku sudah sangat terangsang, kancing celanaku pun dibuka dan retsleting jeansku diturunkan, lalu wanita yang masih menciumiku sekarang sudah mulai membelai vaginaku dari luar celana dalamku, dirasakannya basah dari lendir yang sudah mengalir deras, dan mungkin wanita ini sudah sangat mengerti titik rangsang wanita dia mulai menggoyang itilku dan pinggulku semakin bergerak liar, sementara itu entah kapan BH ku dibuka kurasakan sekarang mas Roni sudah menjilati putingku sementara tangan yang satunya terus meremasi payudaraku, aku semakin tak tahan dan akhirnya “aaaaahhhhhhhhh” pinggulku terangkat tinggi sekali saat orgasmeku terjadi sangat hebat, untuk kemudian terduduk kembali dengan tubuhku yang sangat lemas.
Dengan cekatan mereka bertiga merapikan pakaianku. Aku merasa takut semua orang memperhatikan apa yang terjadi, jadi mataku tetap kupejamkan sambil otakku berpikir apa yang sudah kulakukan, aku merasa malu, tapi sebagian diriku merasakan sensasi yang berbeda saat terangsang di keramaian dan..... merasakan disentuh juga menyentuh wanita lain.
Setelah beberapa saat aku membuka mata dan kulihat semua orang sudah bercanda dan bergoyang seperti biasa seolah tidak ada kejadian apa2, hanya saja saat kulihat mereka bertiga satu demi satu, mereka tersenyum penuh arti padaku.
Kamipun kembali minum sampai akupun mulai mabuk lagi dan mas Roni mengajakku pulang.