Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Nyanyian Tengah Malam (Kisah Parmi)

akhirnya masuk juga ke cerbung ...
ditunggu seri pamungkasnya, mudah2an gak lama... hehe :)
 
Bagus neh gan, alur cerita mengalir dgn lancar. Di tunggu karya selanjutnya
 
Ntar ya suhu.. Ane masih di kampung ni gak bisa pake leptop.. Harga sawit ma kakao masih rendah jd mempersulit kunjungan ke kota.. Ntar klo ke kota ane apdet buku ke 5..
:beer:
 
Ntar ya suhu.. Ane masih di kampung ni gak bisa pake leptop.. Harga sawit ma kakao masih rendah jd mempersulit kunjungan ke kota.. Ntar klo ke kota ane apdet buku ke 5..
:beer:

emang lo dimna bro? :huh:

tmpat gw hrga sawit dh lumayan tinggi tuh:p
 
Terakhir diubah oleh moderator:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
emang lo dimna bro? :huh:

tmpat gw hrga sawit dh lumayan tinggi tuh:p

Ane di sana. Tempat ane cm 800/kg. Inipun lg masa trek bro. Panen dikit..
Ntar lg ane updet habis jual buah sawit ni.. Ada sangu buat ke warkop di kota sono yang ada wifinya..
:D
 
Terakhir diubah oleh moderator:
Ane di sana. Tempat ane cm 800/kg. Inipun lg masa trek bro. Panen dikit..
Ntar lg ane updet habis jual buah sawit ni.. Ada sangu buat ke warkop di kota sono yang ada wifinya..
:D

iya bro ini emang masa trek:galau:

tp alhamdulilah tempt gw hrganya dh seribuan lebih/kilonya:D

yg penting semangat bro :banzai: :banzai:
 
Terakhir diubah oleh moderator:
Untuk bagian ini saya anggap tamat. karena cerita ni hanya khusus menceritakan perjalanan Anton selama di semarang bersama Parmi. Kelanjutan cerita ini segera terbit dengan judul yang lain. Tapi belum sempet saya upload karena berada di laptop lain. Nah masalahnya saudara..! Laptop lain itu masih pentium 3 dengan memory 128Mb. Ane benci dengan leptop itu. krn ndak ada wifinya. Ntar setelah setelah produktivitas sawit dan karet naik juga diikuti oleh naiknya harga kedua komoditas tersebut ane bisa beli leptop baru, sehingga proses upload kelanjutan cerita ini bisa dilakukan dengan seksama.

Demi Laut Cina Selatan yang tenang bergolak.. Demi Pohon Waru depan Rumahku yang rimbung.. Aku ingin para pembaca menikmati cerita ane ini..
Salam

BUKU 5 (Tamat)
Nyanyian Tengah Malam


Pagi itu aku terbangun saat cahaya mentari menerobos melalui pintu jendela yang sudah terbuka. Kulihat jam yang tergantung di dinding kamar itu sudah menunjukkan 8.30. Mataku masih berat dan kembali aku memikirkan tentang apa yang telah aku lakukan tadi malam. Yahh.. Aku telah menggauli seorang perempuan lagi. Maya.. Entah kenapa aku tadi malam begitu bernafsu menggaulimu. Padahal toh akhirnya kenikmatan yang aku peroleh juga tak bisa semaksimal seperti ketika aku ML sama Parmi. Apakah aku ini telah menjadi laki-laki brengsek yang menggauli perempuan ketika dia sedang mabuk. Dan tadi malam sepertinya hanya aku yang menikmati pergumulan itu. Pagi itu pikiran itu tiba-tiba mengelayutiku. Kenapa aku tak memikirkan tentang ini tadi malam?
Kulihat Parmi sudah tidak di sampingku lagi, dan tubuhku masih telanjang bulat hanya tertutupi selimut. Dengan malas aku mencoba bangun walaupun kepalaku masih berat, ku gelengkan kekiri dan kekanan hingga muncul bunyi gemurutuk dari leherku yang kaku. Kulayangkan pandangan mataku ke seluruh sudut kamar mencari pakaianku, dan aku ingat, pakaianku tadi malam masih tertinggal di kamar Maya. Akhirnya dengan langkah berat aku jalan ke kamar mandi di dalam kamar itu dan kuhidupkan shower mengguyur kepalaku. Terasa dingin namun kuperoleh kesegaran dan kepalaku jadi agak ringan. Ku keramasi rambut di kepalaku yang memang kotor sudah dua hari tidak keramas. Kugosok seluruh tubuhku dengan puff hingga busa sabun mandi itu melimpah ruah hampir menutupi seluruh tubuhku, rasanya aku ingin membersihkan seluruh tubuhku dari kekotoran yang telah aku lakukan selama aku di Semarang ini. Namun apakah semua dosa ini bisa dihapus begitu saja. Tapi.. apakah yang kulakukan semua ini dosa..? Kupikir ulang bahwa ya.. barangkali yang kulakukan tadi malam sama Maya adalah dosa, karena tanpa persetujuannya aku telah menggaulinya. Apakah selama aku melakukan dengan Parmi itu dosa. Tidak..!! Aku merasa mencintainya.. Aku merasa bahwa yang kami lakukan adalah keinginan kami bersama..
Kugosok bagian selangkanganku dan tak lupa aku membersihkan bagian kemaluanku. Terasa masih sedikit ngilu dikepala dan batang penisku. Selama 3 hari di semarang bersama Parmi aku selalu melakukan hubungan sexual siang dan malam. Adalah pengalamanku yang pertama yang membuatku mampu melakukan hubungan sex sebanyak itu. Dan tadi malam aku malah melakukan dengan Maya teman Parmi, yang kurasa dia tidak begitu sadar siapa yang tadi malam ngesex dengannya. Maya yang bahkan baru aku kenal siang harinya.
Selesai mandi dengan hanya berbalut handuk aku keluar menuju kamar Maya mencari pakaianku yg tadi malam aku copot dikamarnya dan ternyata tidak aku temukan lagi. Dalam kamar itu hanya ada satu lemari besar berkaca dan kulihat isinya hanya alat-alat kosmestik keperluan salon itu dan beberapa pakaian perempuan adat yang nampaknya untuk disewakan. Kembali kau aku ke kamar yang dipakai Parmi tidur semalam dan kubuka lemari yang ada di situ, isinya semua pakaian perempuan. Ada beberapa kaos mau coba kupakai ternyata kekecilan. Agak heran, kenapa mereka suka sekali pakai kaos kecil macam kaos anak-anak gini?
"Mas ini bajunya" Kaget aku dengar suara yang tiba-tiba muncul dari pintu. Kulihat Parmi datang membawa sepasang baju dan celana. "Apa Mas Anton mau pakai bajunya Maya.. atau sedang nyari celana dalam Maya? Itu mas ada di kotak paling bawah, banyak koleksi pakaian dalam Maya." Kata Parmi sambil tersenyum agak aneh sambil meletakkan pakaian yang dibawanya ke atas tempat tidur. Dan dia kemudian juga duduk diatas tempat tidur itu
"nggak kog mi.. aku lagi nyari baju yang barangkali bisa aku pakai, baju yang semalam aku pakai sudah ndak ada lagi. Tapi semua baju dilemari ini kekecilan." Kataku sambil menggaruk kepalaku yg tidak gatal.
"Bajunya udah dimasukkan ke mesin cuci tuh lagi dicuci. Mas Anton pakai baju ini saja, baju itu udah kotor bau alkohol juga muntah Maya tadi malam."
Aku ambil baju itu dan hendak memakai baju itu, namun Parmi masih duduk disitu menunggu. "Loh kenapa mas, ayo jadi pakai baju nggak." Kata Parmi
"Kamu kog masih didalam mi?"
"halah mas.. wong tiap hari aja kita udah ngesex, sekarang ini setiap inci tubuh mas aja Parmi tau."
Akhirnya aku mencopot handuk dan aku kembali telanjang bulat di depan Parmi. Sebenarnya memang aku tak perlu lagi malu telanjang di depan Parmi, toh aku memang kami sudah pernah telanjang bareng. Ku Kenakan celana dalam lalu celana pendek selutut yang nampaknya sudah disiapkan Parmi untukku. Lalu sebuah kaos oblong warna krem. Semua ukurannya Pas dan sangat sangat nyaman kukenakan. Entah kenapa parmi sepertinya sudah tahu semua ukuran bajuku dan bahkan sepatuku. Selagi aku sibuk mengenakan pakaian itu Parmi bertanya padaku :
"Mas tadi malam sadar nggak mas ngesex ama siapa?"
Aku masih diam belum menjawab, sibuk melihat model pakaianku ini.
"kenapa mas. Ada yang salah?" Tanya parmi kemudian
"Nggak mi"
"Trus pertanyaanku yang tadi mas Anton mau jawab?" tanya Parmi lagi
" Hmm.. Gimana ya mi, yg tadi malam itu antara sadar dan tidak" jawabku sekenanya
"tapi mas tahu lagi ngesex ama siapa?"
"Eee.. iya mi aku tahu tadi malam aku ngesex sama Maya, aku sendiri nggak tahu mi, kenapa tadi malam aku begitu bernafsu dan kulihat kau sudah tidur terkapar dan sejak dari kafe itu aku memapah Maya, Aku terangsang dan sangat berhasrat menggauli Maya" Terangku kemudian
"Yah.. seperti itulah mas laki-laki yang selama ini aku hadapi. Kadang-kala mereka tak punya alasan yang benar-benar serius kenapa mereka ngesex sama perempuan lain yang bukan alasannya" Kata Parmi dengan mimik serius namun ada senyum acuh dalam balutan kekecewaan
"Aku minta maaf mi, tadi malam aku khilaf"
"lho kenapa minta maaf. Mas Anton ini bukan pasanganku, Mas Anton ini bukan suamiku. Kita aja belum memutuskan format hubungan seperti apa yang kita jalani sekarang ini. Hanya sekedar partner sex, TTM, atau pacar." Kata Parmi
"Aku sayang kamu Mi.. dan apa yang aku lakukan tadi malam adalah salah, aku rasa itu sebuah pengkhiatanku atas rasa cintaku. Aku melakukan atas dorongan nafsu belaka" Kataku meyakinkan Parmi.
"Aku pun rasanya juga punya rasa sayang sama Mas Anton, aku nggak bisa menterjemahkan apa ini cinta atau hanya sekedar sayang. dan memang aku kecewa Mas atas apa yg mas Anton lakukan tadi malam... tapi setelah kupikir lagi, aku memang nggak punya hak apapun atas diri mas Anton." Kata Parmi
"Mi.. Siapapun laki-laki dikampung kita kalau ditanya apakah suka sama Parmi pasti jawabannya iya. Apakah ia cinta jawabannya pasti iya.. karena kau perempuan yang dianggap paling cantik di kampung kita Mi.." Kataku. "Tapi, dalam dalam keadaan sekarang ini, kalau mereka tahu siapa Parmi sekarang apakah mereka masih mampu menjawab iya. Kecuali mereka yang hanya menginginkan tubuhmu Mi. Dan aku tidak Mi.., Aku masih mampu mengatakan Iya aku mencintaimu walaupun aku tahu Parmi sudah Janda, dan Aku tau Parmi pernah jadi simpanan, dan aku tahu Parmi adalah Wanita panggilan berkelas di semarang."
"Ah.. Mas anton nggak usah bilang begitu, Mas Anton bilang belum pernah pacaran sebelumnya. Itulah yang membuatku tidak begitu saja percaya Mas. Menjalin hubugan yang serius itu rumit lho mas. Pacaran saja yang blm ada ikatan resmi kadang sudah rumit. Mas blm punya pengalaman dlm menjalin hubungan dengan perempuan yg serius."Kata Parmi. "Mas mengatakan cinta sama aku, tapi tadi malam mas bisa ngesex sama Maya." Lanjut Parmi sambil tersenyum mengejek
"Aku khilaf dan minta maaf Mi" kataku
"Ndak perlu minta maaf mas, mas nggak salah. Dan bukankah aku pernah menawari mas sama cewek tetanggaku di kontrakan sana yang profesinya juga seorang Wanita panggilan. Maya juga tidak ada bedanya mas dengan dia." Jawab Parmi
"Trus kita gimana mi?" tanyaku kemudian
"Kita gimana maksudnya?" balik Parmi tanya padaku
"Hubungan kita?"
Parmi tersenyum menatapku, mata Parmi memang sungguh indah dan orang sekampung dulu memang selalu mengatakan kalau parmi sudah melirik maka orang harus menahan nafas sejenak menikmati lirikan Parmi, Bukan lirikan nakal tapi sangat menggoda. Tatapan mata Parmi memang mampu merontokkan dada laki-laki yang sedang ditatapnya. Bahkan Parno tetanggaku pernah mengatakan kalau ia terpaksa mengalihkan pandangan ke tempat lain saat ia memperhatikan Parmi dan Parmi tahu dan menatapnya. Dan sekarang aku bisa sepuasnya menatap keindahan mata Parmi bahkan tatapan mata Parmi saat berhubungan sexual.
"Sudah aku katakan kemarin kan Mas. Hubungan kita akan menjadi spesial namun kita saling membebaskan. Silahkan mas mencari Pacar dan aku juga akan mencari jalan hidupku sendiri. Terserah mas anggap aku ini apa, asal jangan dianggap istri aja. Itu menakutkan dan menjeratku. Mau dianggap partner sex boleh, TTM, atau apalah." Terang Parmi kemudian.
"Kalau mas ingin ngesex sama Maya lagi boleh asal Maya mau. Tapi Maya itu mahal lho mas tarif kencannya. Yuni juga. Atau sama Mbak Sumini dan Mbak sri Lestari. Kan teman satu kampung juga itu. Hehehe... Pokoknya aku membebaskan mas. Dan mas juga membebaskanku, karena aku sementara masih menggantungkan hidupku dari itu mas. Salonku belum jalan dengan baik. Masih cari pelanggan." Kata Parmi lagi.
Aku hanya mendesah mendengar jawaban Parmi. Memang nampaknya sulit untuk mengharapkan sesuatu yang lebih dari Parmi. Kadang terbersit juga dalam benakku, seandainya nanti betul Parmi mau nikah sama aku, apa aku sanggup melupakan bahwa Parmi adalah bekas seorang pelacur.
Beberapa saat lamanya kami hanya diam, menerawang bebas dalam alam pikirannya masing-masing. Kuingat lagi bagaimana aku bisa sampai disini, berawal dari ingin mengurus ijin skripsi ke Semarang dimana aku buta soal kota Semarang membuatku bertemu dengan sosok Parmi. Perempuan Desa Matesih yang anggun yang telah sekian lama tak ketemu sekarang bertemu kembali dalam kondisi yang sangat berbeda. Sebuah keberuntungan mempertemukanku dengan Parmi. Namun kekecewaan juga timbul manakala aku telah membuktikan desas desus dikampungku kalau Parmi sudah jadi janda dan bekas simpanan seorang laki-laki kaya, dan sekarang berprofesi sebagai wanita panggilan kelas kakap.
Seandainya aku bisa maka aku ingin menjadi pahlawan baginya, mengentaskannya dari pekerjaan yang dianggap nista oleh kebanyakan masyarakat. Namun kembali lagi, Parmi ternyata meragukanku bahwa aku sanggup benar-benar melakukannya.
"Kita sarapan Yuk mas. Tadi aku sama Maya lagi buat sarapan di dapur" Ajak Parmi dan akupun berdiri mengikuti langkah Parmi menuju ruang makan di bagian belakang rumah itu. Sampai di tempat makan bukan hanya Maya yang aku lihat tapi juga Yuni. Ternyata dia sudah pulang tadi pagi setelah semalam berkencan dengan Om-om. Kelihatannya dia juga habis mandi dan matanya masih sembab pertanda dia masih mengantuk. Kami makan berempat sambil ngobrolin banyak hal terutama tentang kencan Yuni semalam yang ternyata Om yang mengencani Yuni hanya sanggup ML sekali itupun harus dibantu obat kuat.
Selesai makan kami melanjutkan ngobrol di sofa ruang tengah sambil nonton TV sementara Yuni melanjutkan tidurnya. Maya ikut ngobrol dan nonton TV sebentar lalu juga ikut tidur bersama Yuni meninggalkan aku dan Parmi berdua. Kami berdua pun layaknya orang berpacaran, Parmi dengan manja menyandarkan kepalanya dibahuku, dan akupun memeluknya. Payudara Parmi menempel didadaku bagian bawah terasa hangat dan lembut sementara salah satu paha mulusnya diatas pahaku sebelah kiri. Aku benar-benar menikmati saat saat bermesraan ini sepuasnya. Sambil ngobrol kadang tanganku hinggap meremas lembut payudaranya, kadang juga turun kebawah mengelus-elus mulus pahanya. Parmipun kadang juga mengimbangi dengan mencium lembut bibirku. Setelah sekian lama kami ngobrol, kulihat Parmi ngantuk dan tertidur di pelukanku dan akhirnya aku pun tertidur bersamanya di Sofa itu.
"Mas Anton jadi pulang sore ini" Tanya Parmi ketika kami bangun tidur
"Iya mi.. aku memang harus pulang.. hari minggu nanti aku dah janji sama Lik Marno mau bantu ngecat rumahnya. Dia mau mantu anaknya si tutik itu mau kawin."
"Ooo Tutik dah mau kawin to, dapat orang mana" Tanya Parmi kemudian
"Aku ndak tau juga mi.. paling juga temennya di jakarta gitu. Lha wong Tutik kan jualan jamu di Jakarta sana sama simbokke." Jawabku. "Lho apa kamu ndak dikabari, dia kan masih termasuk saudaramu to mi?" Gantian aku bertanya sama Parmi
"Belum mas. Paling nanti kalau udah dekat bapakku telpon aku suruh pulang. biasanya juga gitu kog, ngabari ada saudara pesta kalo udah dekat. Kurang seminggu gitu."
"Ya udah.. paling itu kurang dua minggu lagi kog, hari tepatnya aku ndak tahu. Ntar kamu pulang ya..! ntar kita ketemu disana." Kataku kemudian
Parmi memandangku sejenak lalu tersenyum. "emang kalo ketemu trus mau ngapain" Tanya Parmi sambil tersenyum melirikku.
"Yaaa.. kalau ketemu yo kawin lah Mii..kita ulangi lagi kejadian disini. Ntar kira ML 3 hari 3 malam lagi" jawabku
"hihihihi... emoh mas.. Di kampung sendiri ntar takut ketahuan orang bisa bahaya..aku bisa di tuntut sama keluargamu mas.." Parmi lalu memelukku lagi dan aku mengusap rambutnya dengan lembut lalu kucium keningnya.
"Habis ini mas Anton masih mau dolan ke Semarang lagi ndak mas?" tanya Parmi sambil memainkan ujung kaosku.
"Kalau aku kan sangat tergantung uang mi. Aku ini jarang punya uang jadi ya kalau uang lebih aku akan mengunjungimu di Semarang." Jawabku yang memang jujur. Dengan pekerjaan tak menentu aku memang sangat jarang memiliki uang. Karena berasal dari satu desa aku kira parmi paham akan hal itu.
"Gak apa-apa mas. Nanti biar aku sesekali berkunjung ke solo, tapi jangan ketemu di kampung ya.. aku malu dan gak enak kalau pulang kampung trus ketemu sama Mas Anton, nanti kita kencan di Solo atau di Tawangmangu aja. Pokoknya nanti kalau pengin ketemu Parmi kabari lewat telpon atau SMS lah." Kata Parmi yang memang cukup menghiburku. Sebenarnya aku cukup malu dengan sikap parmi yang seperti itu. Dan aku kembali berpikir tentang hubungan kami selanjutnya. Parmi adalah orang yang berhubungan sexual sama aku, bahkan bukan hanya itu, Parmi adalah orang yang pertama dalam semuanya. Kalaupun hubungan kami ini disebut pacaran maka dia juga pacar pertamaku, karena sebelumnya aku belum pernah pacaran. Dan Parmi juga orang pertama yang menciumku. Ketika dulu aku selalu merasa kurang berharga di mata teman-temanku di kampus sekarang aku merasakan bahwa hidupku menjadi lebih berharga, setelah orang yang sekarang sedang dalam pelukanku ini berkorban banyak untukku selama 3 hari ini.
Ya.. 3 hari yang aku pikir akan merubah hidupku nanti. Aku tidak peduli bagaimana hubunganku dengan Parmi ini akan disebut. Yang jelas walau dia seorang pelacur namun aku merasa dia adalah seseorang yang telah membuatku jadi benar-benar manusia.
"Yuk mas kita makan siang" Kata Parmi membangunkanku dari lamunan tentang kami. Lalu ia bangkit dari pangkuanku dan menarik tanganku untuk ikut bangun. "Kita makan yang kita makan tadi gak apa-apa kan mas? Atau kita keluar cari makan?" tanya Parmi sambil masih memegang kedua tanganku.
"Kita makan yang tadi pun ndak apa-apa mi." Jawabku dan Parmi mulai menarikku menuju ruang makan di belakang dan kemudian kami makan berdua.
Sehabis makan kami berpamitan sama Maya dan Yuni untuk kembali ke rumah kontrakan Parmi karena aku harus segera pulang ke Matesih kampung halamanku. Jam 3 Sore aku diantar Parmi untuk naik Bus menuju Solo. Tanpa malu-malu Parmi mencium keningku saat aku akan naik bus. Dompet baru berisi uang ratusan ribu rupiah diselipkan Parmi ke kantong celana bagian belakang. Kesekian kali Parmi telah membuatku malu dan bingung bagaimana aku berterimakasih dan kata terima kasih itu benar-benar teak terucap. Aku hanya melongo dan kehabisan kata-kata. Namun Parmi berharap agar aku mengerti bahwa dia sangat bahagia bersamaku selama tiga hari ini. Dan dia juga merasa semakin bahagia dengan memberikan uang kepadaku. Bukan maksudnya ingin membeli kebahagiaan dengan uang itu, karena ia yakin tak kan mungkin cukup kebahagiaan itu di beli dengan uang.
Kali ini Parmi tidak mengantarku sampai ke Solo. Sungguh kebahagian yang tiada duanya kurasakan saat itu, namun aku juga merasa agak sedih karena harus berpisah dengan Parmi dan aku segera berharap pertemuan kami selanjutnya segera terwujud, akupun berharap agar waktu berjalan cepat agar kami cepat bertemu. Sampai di terminal Tirtonadi solo sudah malam karena bus berjalan agak lambat. Segera kupacu sepeda motor bututku menuju desa Matesih di Lereng Gunung Lawu dan kembali aku menikmati sejuknya hawa desaku yang dan tepat jam 11 malam Parmi menelponku sekedar menanyakan apa aku sudah sampai di Matesih dan selanjutnya kami ngobrol sampai habis pulsa Parmi.
Malam-malam selanjutnya tiap jam sebelas malam dengan memanfaatkan paket nelpon malam Murah Parmi selalu menelponku sampai habis pulsa dan kadang gantian aku menelponnya juga sampai habis pulsa juga. Apa yang kami lakukan seakan menjadi nyanyian tengah malam yang selalu menghibur kami berdua selalu mengantarkan tidur kami dalam mimpi-mimpi indah. Yah.. Walau sekedar mimpi...

TamaT
 
Keren suhu.. Dtunggu lanjutan'ny.. Smoga harga kelapa sawit&karet'ny cpt naek,biar bisa beli tengtop baru,trus di update deh... :D
 
luar biasa,ente pantas bersanding dengan para maestro di forum ini suhu.
detil,penuh penjiwaan dan penghayatan. meski hanya bercerita seputar hubungn anton n parmi tp cerita ini tak membosankan.
meminjam istilah empu jaya.s
maestro n masterpiece..
ditggu karya lainnya.
salam hormat dari kawula...
 
Bimabet
Udah TAMAT ya bro .....
Selamat y dh namatin ceritanya:mantap::jempol:

btw gw tunggu kisah anton selanjutnya........
:banzai::banzai:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd