Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Daun Muda - Pembantuku itu...

Status
Please reply by conversation.
:beer:alamak kaga nahan.........:tegang:mantabh kali brother.....penetrasi perlahan-lahan...rasakan sensasi sempitnya lubang nikmat latri....seperti ada patahan....krek..krek..krek......:beer:
 
:kentang:http://www***mbar123.com/pic/em/ken...rbusa:http://www***mbar123.com/pic/em/mad.gif
 
Master semuanya, inilah babak akhir....
---
..."peluk latri lagi pah..."

Hmmm...

Aku memutuskan untuk tidak memeluknya kali ini. Lagipula, aku masih ada janji untuk menghukumnya, dan itu akan ku lakukan. Hehehe…becanda. Kupegang kedua betisnya, lalu ku kangkangkan kakinya. Dengan gerakan lemas kakinya mengikuti arah tanganku. Aku meliriknya sekilas sambil tersenyum simpul. Matanya seolah bertanya apa yang hendak aku perbuat. Tanpa basa basi ku sorongkan mulutku kearah memeknya dan mulai menjilat, menyedot bahkan menggigit gigit kecil bukit mini itu dari balik celana hotpantsnya.

“papah!... agggghhttthtt…” latri bereaksi sepontan saat mulutku mendarat di permukaan memeknya dari luar celana. Sepontan pula sentoran cairan panas melanda mulutku. Luapan cairan orgasme ataukah squirt? Aku tidak peduli, semakin membanjir itu memek, semakin keras aku menyedot. Latri tersengal, mengejang dan menggelepar gelepar menghadapi gempuranku. Entah berapa kali anak 17 tahun itu sudah orgasme dari awal ciuman kami.

Tanganku menggenggam kolor hotpantsnya, pelan pelan ku tarik celana itu ke bawah. Latri membantu dengan sedikit mengangkat dan mengejang kejangkan pinggulnya. Tak lama kemudian barang itu terpapar di depanku.

Tak ku sangka, vaginanya begitu merah-muda, dengan rambut yang masih sangat jarang jarang. Sisi luar bibir vaginanya terbelah dengan sempurna dan menonjol dengan cantik. Elegan namun imut. clitorisnya berwarna sedikit lebih cerah dari daerah labia minora atau bibir vagina-nya. Dengan gemetar ku sibakkan bibir vagina itu dengan jempol kananku. Lorong itu terlihat berkerut kerut eksotis, setiap lekukan mengkilat dilapisi cairan yang seakan tidak pernah kering. Perlahan ku elus clitorisnya dan terpampang pemandangan yang membuat darahku berdesir sampai ke kepala. Memeknya mengedut dengan sentakan-sentakan spontan. Memeknya…Empot Ayam!

Kepala latri masih tergolek lemas ke samping seakan masih menikmati orgasme yang barusaja di berikan oleh permainan mulut dan lidahku dari luar celananya. Tanpa dia sadari, aku sudah melepaskan celanaku dan mengarahkan penis tegangku ke lobang vaginanya. Sebenernya aku masih pengin mengenyot barang itu, tetapi kedutan tadi membuatku tidak kuat menahan lebih lama lagi untuk menusuk dan menjelajah relung yang sudah menganga pasrah di hadapanku ini. Aku mulai menggesek gesekkan kepala penisku ke permukaan bibir memeknya. Latri masih tergolek sambil terpejam, walau memeknya bereaksi dengan mengirim kedutan kedutan erotis yang membuatku semain gila. Lalu…

BBBBLLLLESSS…
Pelan tapi pasti lobang itu akhirnya aku tembus…

“aaaagggghhhhhh! Paaaaapaaaaah!” erangnya panjang sambil berusaha menarik kepalanya keatas untuk melihat memeknya yang mulai tertembus rudalku…sekilas kulihat matanya nanar melotot, menandangku panik saat merasakan kontholku menyeruak lorong memeknya. Masuk...masuk…mili demi mili, lebih dalam…dan semakin dalam…

Terlambat latri!! semua sudah terlambat kini… papa brengsekmu ini tidak dapat menahan gejolak libidonya lagi…

Tiba tiba…
JDUK! Eh?

“mentok??” tanyaku di dalam batin…Lalu…

SLUPT…SLUPT…PTETTT…PTETTT…SLEPT…SLEPT…!!!

memeknya bereaksi terhadap benda asing…empot ayam itu secara reflek memeras penisku yang baru ¾ masuk ke lorong memeknya.

Memek yang cetek, empot ayam serta becek banget…Kombinasi aneh tapi luarrr biasa nikmatt…

Dan aku pun mulai memompa!

Kugenjot dia dengan ritme pelan, aku mulai dengan RPM rendah, pinggulku dengan telaten kugerakkan maju mundur, berputar dan kuselingi gerakan gerakan zig-zag secara ritmik. Latri sudah tidak sanggup lagi menatapku, matanya kini membalik ke atas bersamaan dengan lenguhan dan goyangan kepalanya mengikuti ritme goyanganku. Tangannya menari narik sprei dengan kuat, dia mendesah, melenguh dan meracau. Aku tingkatkan RPM goyanganku. Dia mendelik, lenguhannya semakin keras. Memeknya tek henti henti menyemburkan lendir putih licinnya. Rasa licin, panas disertai emputan ayam dan pentokan dinding rahimnya di ujung penisku membuatku serasa melayang. Terbang!


Kuraih pinggulnya dengan kedua tangan untuk memaksimalkan efek goyangan pinggulku. Masih dalam posisi MOT, aku menghujamnya dengan telaten dan variatif. Suatu waktu aku bergerak secara konvensional, maju-mundur, di kombinasi dengan gerakan memutar dan memilin, di lain waktu ku gerakkan pinggulku dengan arah keatas-bawah seperti mencungkil-cungkil. Sesekali waktu, aku memberinya kesempatan bernafas dengan menghentikan sebentar gocekan pinggulku, tempo itu aku gunakan untuk kembali mencecap putingnya yang semakin menantang itu.

Kepala latri yang tergolek ke samping aku tegakkan, sehingga sekarang dia terlentang dengan sempurna, penisku masih dengan nyaman bersarang di relung vaginanya. Dengan gaya kodok, aku masih menelungkupi tubuh mungilnya, tapi tidak langsung menindihnya. Kuelus kembali rambut ikalnya, ku singkirkan beberapa helai yang jatuh dan lengket di wajahnya karena keringat. Matanya sayu membuka, sambil berusaha mengatur nafas dia tersenyum. Latri mengangkat sedikit kepalanya sambil membuka bibirnya. Isyarat minta cium.

Dan kami kembali ber French kiss. Dalam dan intim…

Persetubuhan ini memang aku bikin se-relax mungkin, di dalam pikiran jahatku, aku ingin menanamkan kesan yang dalam di benak latri, agar prosesi seperti ini bisa berlangsung secara kontinyu. Damn !! Sebut aku banjingan, tetapi kalau kalian tidak memungkirinya, hal itu juga yang ada di benak kalian kan?

Cplup…

Bibir kami terlepas dari FK yang dalam

Dan aku mulai mengayuh lagi, aku mulai dengan RPM rendah lagi, hanya kali ini aku variasikan dengan hentakan hentakan kuat sesekali tempo. Vagina latri mulai bereaksi kembali, walau pinggulnya masih passive, mungkin karena lemas, tetapi relung vaginanya benar benar aktif, mengempot dan memilin penis ku yang menjelajahinya.

“aaaaa…AAGHH!!! …aaaa…AGGHH!!! …aaaa…AGGHH!!! …aaaa…AGGHH!!! …”

Latri mendesah seiring tempo hentakanku. Sebenarnya aku masih ingin berlama lama, toh tidak ada yang mengharuskan kita terburu buru. Tapi kelihatannya sudah waktunya menyelesaikan ronde satu, lagipula, aku sudah tidak menghitung lagi berapa kali tadi vagina kecil itu sudah menyemburkan cairan orgasmenya. Kupercepat RPM. Menengah! Dan Tinggi!!

Aku meyentak nyentak kuat

CPLOK CPLOK CPLOK CPLOK

Suara testisku terdengar kencang waktu menampar nampar pantat kecilnya seiring genjotanku


“AAAAAAAAAAAAA………………………AAAAAAAAAAAAAAA………………AAAAAAAAAAAAAAA………….AAAAAAAAAAAAAAAIIIIIIIIIIIIIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA….IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIHHHHHHHHHHHH……..”

Desahan latri berubah menjadi lengkingan panjang

Dan aku kayuhan itu semakin kupercepat…

CPAK CPAK CPAK CPAK CPAK

“ARRGGHHH !!!” aku mengeram saat puncak itu berhasil kudaki

Kuhujamkan dalam dalam penisku ke relung vagina latri. Spermaku ku muntahkan semuanya di sana. Aku mengerang lagi saat merasakan guyuran cairan panas di sekujur penisku. Dan aku melejang lejang lagi. nafasku memburu. Kemudian aku limbung, terjatuh tertelungkup di atas tubuh latri. Nafasnya tak kalah tersengal.

Perlahan aku geser tubuhku ke samping, memberinya kesempatan untuk menghirup udara. Kupandang wajahnya, latri masih memejamkan matanya, berusaha mengatur nafas. Beberapa saat kemudian, dia menoleh ke arahku. Aku sengaja belum bekata kata, kubelai wajahnya dan kembali ku tatap matanya. Bibirnya mendekat dan kita berciuman kembali. Singkat namun dalam. Kami berpelukan.

“pah, boleh latri bilang kalau latri…say…eh…enggak jadi ding…” latri tidak menyelesaikan kalimatnya, dia hanya langsung menyusupkan kepalanya ke dalam pelukanku.

Aku tersenyum, ayolah, masa aku tidak bisa menebak sih lanjutan kalimatnya? Tapi aku sengaja tidak menanggapinya secara verbal, aku hanya menarik wajahnya dan mengecup keningnya. Latri menunduk lagi dan mempererat pelukannya, dan kami berpelukan kembali dalam kebisuan. Dibenakku terfikirkan hal-hal yang entah akan dapat aku sampaikan dalam bentuk kata kata atau tidak di dalam kehidupan ini. Hal seperti: Lat, aku juga…

Ini gila! Masa aku falling sih? GILAAAA!!!

Aku falling in love?? Kalimat itu masih terus menjerit jerit di batinku, dan yang paling menyiksaku adalah kenyataan bahwa aku memang menyayanginya entah dalam konteks apa, aku sendiri juga masih bingung. Dan yang barusan terjadi, apa itu dia anggap sebagai ekpresi sayang, atau perwujudan dari nafsu bejad majikannya? Kalau yang barusan adalah pemerkosaan, kenapa dia malah hampir mengungkapkan perasaannya kepadaku? Apa memang bener kata-kata rika? Apa aku memang semenarik itu? Ah, jangan GR lah, bajingan sepertiku seharusnya sudah tidak pantas untuk terlihat menarik di hadapan wanita manapun…Dan aku semakin dalam tenggelam dalam lamunanku.

Nafas latri mulai teratur, dinginnya AC di kamarnya mengeringkan keringat kami dengan cepat. Dan sejuknya seakan membius tubuh lelah kami. Tak seberapa lama, aku sudah mendengar desisan halus nafas latri. Rupanya latri sudah tertidur. Ndablek juga cewe satu ini! Padahal… Ah…

Dan aku mempererat pelukanku

Hangat…
---

Epilog
Saat ini latri ada di sebuah kota di luar propinsi yang kami tinggali, menyelesaikan kuliah manajemennya. Dengan biaya kami tentunya. Dia cukup dapat mengikuti mata kuliahnya walau masuk dengan ijazah SMA persamaan, dan kami semua bangga dengannya. Aku hanya sekali itu melakukan hubungan itim dengannya, karena itulah bisa di bilang hubungan kami malah jauh semakin akrab tapi sejauh ini juga tidak ada di antara kami yang menyatakan perasaan. Kadang, kalau ada kesempatan kami hanya berpelukan, Latri sering minta peluk, katanya pelukanku hangat dan nyaman. Kami saling menghormati sebagai dua individu dewasa.

Aku mencintai istriku, latri tahu itu, tetapi aku juga mencintai latri, dan aku kira latri juga tahu itu. Walau kata kata cinta tak pernah terlontar secara verbal dari mulutku. Setiap kutanyakan apa dia sudah punya pacar, latri hanya bilang dia sudah memiliki seseorang yang sangat berarti. Tapi aku tidak berani otomatis mengasumsikan orang itu adalah aku. Aku selalu menganggap cintaku bertepuk sebelah tangan kepadanya. Dan itu aku kira bagus. Menjagaku untuk tidak bertindak nekad dan melamarnya. Wedew, parah kalo itu sampe terjadi!

Hubunganku dengan istriku pun sejauh ini baik baik saja, membaik bahkan. Komunikasi kami juga semakin intens. Everything is fine between us.

Mbak yun akhirnya menikah lagi, dan sekarang sedang hamil anak ke tiganya dari suaminya yang ke dua. Semenjak dia kembali ke kampung, balik lagi ke kotaku, bekerja di sana sampai dia menikah lagi, terhitung hanya beberapa kali kami melakukan persetubuhan, tanpa komitmen dan hanya untuk penyaluran kebutuhan, kami berdua sudah dewasa dan kami menyadari benar pentingnya pemenuhan kebutuhan sexual itu. Lalu kami memutuskan untuk mengakhirinya, demi masa depan kami sendiri.

Rika?
Si ahli manipulasi itu sampai sekarang belum banyak berubah, baik wajahnya, lekuk tubuhnya, maupun kelakuannya. Bulan lalu aku menuruti keinginannya, membelikannya sebuah mobil Toyota Yaris, aku beliin second sih tapi dia sudah OK kok dengan itu. Kenapa aku sampai bela belain beliin dia mobil? Ya karena dia adikku, walau adik ipar tepatnya. Tapi aku menyayanginya seperti adik kandungku sendiri.

OK! Kalau suhu memaksa pengin tahu: ada suatu kejadian sehingga dia bisa ‘memaksaku’ membelikannya. PUAS?!

---
Dengan begini, Nubi udur diri.
Cerita latri nubi cukupkan sampai di sini, sekali lagi apabila ada salah salah kata, nubi tolol ini meminta maaf sebesar besarnya.

Keep Semprot!
:ampun:
Fran81

The End(tot)
 
Terakhir diubah:
D.I.L.E.M.M.A

---
Prolog

Aku sedang meneliti laporan penjualan, membandingkannya dengan stock logistik dan kecepatan produksi rata rata untuk merencanakan target produksi sebulan ke depan. Aku juga harus menetapkan margin error pada kegiatan produksi yang kemungkinan masih mampu kami telan. Angka angka dan grafik itu begitu menyita konsentrasiku. Biasanya Umy, sekertarisku, yang melakukan data analysis dan menyajikannya sudah dalam bentuk tabular yang terindex. Aku cukup pontang panting semingguan ini semenjak dia resign karena mengikuti suaminya ke Kalimantan. Dia berkenalan dengan zoologist berdarah new-zeland yang terobsesi dengan orangutan ini hampir empat bulan yang lalu. Pacaran secara singkat, menikah dua bulan lalu dan meninggalkan aku dalam lautan data yang sudah aku lupakan betapa melelahkannya proses 'sortir' untuk dapat menjadikannya dasar pengambilan keputusan.

"Ehemm...maaf pak..." suara itu terdengar setelah deheman sopannya

"iya?" aku menyahut tetapi mataku masih konsentrasi ke lembaran lembaran di tanganku

"saya di persilahkan masuk ke ruang bapak oleh HRD, untuk final interview dengan bapak..."

"iya sebentar ya!" sahutku pendek memotong perkataannya, masih berkonsentrasi pada kertas kertasku

"baik pak"

Done! Aku mencoretkan note terakhir di working agendaku sebelum mengangkat wajahku untuk memandangnya.

Eh?

Berdiri di depanku, seorang wanita muda dengan potongan professional. Membawa sebuah map dengan logo HRD perusahaanku, mengetahui sudah mendapatkan perhatian, dia sepontan dengan sopan menaruh map tersebut di mejaku. Kata 'APPLICATION' tercetak besar dengan huruf capital di map tersebut. Sejenak aku memperhatikannya lagi.

Tubuh proporsionalnya di bagian atas dia balut dengan blazer abu abu agak kehijauan dipadu dengan daleman kemeja putih berenda vertikal, kancingnya terbuka dua, sehingga sedikit memamerkan warna putih kulit dadanya, seutas kalung tali sederhana melilit lehernya dengan agak ketat, cukup berhasil untuk menonjolkan kesan jenjang disana. Dan tubuh bagian bawahnya di balut dengan rok mini span hitam yang 'berporsi cukup', rok mini yang agak panjang; hanya sedikit di atas lutut namun tetap memperlihatkan pesona kedua pahanya yang putih dan kencang. Rambut berombaknya dibiarkan tergerai namun tertata tanpa menunjukkan kesan 'lepas', menunjukkan kepercayaan diri dan kendali atas hal-hal yang berada di sekitarnya.

Yang paling membuatnya menonjol (well, aku berusaha untuk tidak menggunakan kata 'mempesona') adalah matanya yang menatap dengan pancaran yang menunjukkan kedalaman intelektualitas. Menurutku, kesimpulan akhir dari penampilannya: Sedikit kurang elegan karena cenderung kaku tapi selaras, terkesan kuat dan independen namun loyal, tidak 'in style' karena blazer model lamanya tetapi 'in harmony' dengan pernak pernik lainnya – pertanda seorang pengambil keputusan yang baik, tidak bitchy tetapi sarat dengan aura seduktif. Wanita yang menarik. Shit! Apa yang ku pikirkan? Kok malah...

"eee...gimana tadi?" kataku kalem

"Maaf pak, nama saya vitri, berdasarkan info dari HRD bapak, saya sudah lolos semua test sehingga saya di perkenankan untuk melakukan wawancara terakhir dengan bapak. Saya apply untuk posisi sekertaris pak. Copy HRD dari application, CV dan semua berkas-berkas tentang saya ada didalam map itu pak". Dia berkata dengan lugas, menunjuk map dengan ibu-jarinya dan tidak lupa tersenyum. Wow...

Tanpa sedikitpun menyentuh map dari HRD tersebut, aku merapikan kertas yang sedikit berserakan di mejaku. Mengumpulkannya, dan menyodorkannya kepada wanita itu.

"analisa data ini! kalau sudah selesai, aku ada di ruang meeting utama bersama manager divisi. Kamu punya waktu 15 menit. Saya mau point-point yang penting untuk pengambilan keputusan target produksi bulan depan" aku menjawab perkataannya dengan tindakan yang mungkin sama sekali tidak dia perkirakan. Langsung di sodori pekerjaan analisa. Aku penasaran dengan reaksinya.

"baik pak" sahutnya mantab

WOW sekali lagi boleh kan!!?? (janji gak pake koprol deh!)

Kepercayaan diri yang menarik, batinku saat mengetahui dia tidak gelagepan dengan 'ujian' ku yang spontan dan asal asalan itu. Aku mulai berdiri dan bergerak untuk meninggalkan ruangan. Sampai di ujung pintu aku berbalik lagi.

"siapa tadi namamu?"

Dia semerta merta berdiri dan menjawab dengan sopan pula

"vitri pak"

Aku tersenyum, berbalik lagi ke pintu dan meninggalkan ruangan

Vitri...

Dan aku tersenyum lagi, entah apa yang ada di pikiranku...

---
Dilema...Apa cerita yang sudah (terlanjur) nubie tulis ini harus nubie teruskan dan di bikinkan trit baru?
Sedangkan nubie saat ini masih mengampu cerbung lain (reflection)
Mohon cacian dan makian dari suhu...
 
Jujur sejujur jujur nya.... Nte jago.. trusin ajah gan....... gak usah bikin treat baru. :beer:
 
Pkoknya apapun yg om frans lakuin(nerusin epilog,bkin trid baru, ato fokus reflection dulu) ane tetep pantengin om kok!!
 
semestinya dibuat film singkat... cerita mas bro fran81 bisa saingan dengan cerita sekelas film2nya Digital Playground :)
tetap semangat dalam menulis cerbung .. cayooo
 
e eh ... kelanjutannya mana yeuh ?
 
finally latri executed...
..
well done bro !!!
..
we want more...we want more..we want more
..
vitri..vitri..vitri
 
. . .
Akhirnya Lastri tereksekusi,
JEMPOLIJO BWT CERITA ENTE BRO.
walaupun bwt gw amat disayangkan karna Lastri cuman skali terXsekusi dan cmn 1 ronde pula, gw lebih suka sama Xsekusi nya mba yuni.
Tolong jangan lupa untuk tetap melanjutkan
D.I.L.E.M.A VITRI di trit yg baru hehe.
 
cerita yg rika dong om gan.. cerita yg tentang istri maen ma cowo laen.. disambungin aja cerita nya.. overall TOB.. *karena kata TOP terlalu menstrim* ;)
 
mantaaaabb boooos.... ini pasti master yang lagi nyamar jadi nubie nih... hahaha
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd